China Pertimbangkan Rilis Stablecoin Berbasis Yuan Untuk Pertama Kalinya

China dilaporkan sedang mempertimbangkan penggunaan stablecoin berbasis yuan untuk pertama kalinya guna meningkatkan adopsi mata uangnya secara global, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters. Langkah ini menandai perubahan besar dalam sikap China terhadap aset digital dan merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS.

Dewan Negara, kabinet China, dijadwalkan akan meninjau dan kemungkinan menyetujui peta jalan untuk penggunaan yuan yang lebih luas secara global pada akhir bulan ini, termasuk untuk mengejar perkembangan stablecoin di AS. Hong Kong dan Shanghai akan mempercepat implementasi rencana ini secara lokal, sementara diskusi tentang penggunaan yuan yang lebih luas akan digelar pada summit di Tianjin. Penggunaan stablecoin ini rencananya akan mencakup kasus penggunaan seperti perdagangan lintas batas dan pembayaran internasional.

Informasi tambahan dari laporan Reuters pada 3 Juli 2025 menunjukkan bahwa raksasa teknologi China seperti JD.com dan afiliasi Alibaba, Ant Group, telah melobi Bank Rakyat China (PBOC) untuk mengotorisasi stablecoin berbasis yuan, terutama di luar negeri, guna melawan pengaruh meningkatnya kriptokurensi berbasis dolar AS. Sementara itu, sebuah artikel dari Atlantic Council pada Mei 2023 menyoroti bahwa PBOC telah mengembangkan mata uang digital yuan (e-CNY) sejak 2016 dengan persetujuan Dewan Negara, yang dapat menjadi fondasi teknis untuk stablecoin ini. Laporan tersebut juga mencatat bahwa e-CNY saat ini menjadi proyek CBDC terbesar di dunia dengan 13,61 miliar yuan dalam sirkulasi dan 260 juta dompet pengguna.

Langkah ini dilihat sebagai upaya strategis untuk memperkuat posisi yuan di panggung global, dengan stablecoin berbasis yuan berpotensi menjadi alat penting dalam mengurangi dominasi dolar AS, terutama dalam sistem pembayaran lintas batas. Namun, adopsi di daratan China diperkirakan akan tetap dibatasi oleh kontrol modal yang ketat.