asset coin leftasset coin right
📩 Stay Ahead in Crypto!🔥
Get expert insights & alerts straight to your inbox — join our newsletter now!
Dark Mode
ASTERUSDT1.4691+0.0408 ( +2.86% )
BNBUSDT1,213.02-63.39 ( -4.97% )
BTCUSDT112,610.0-670.62 ( -0.59% )
ETHUSDT4,107.36-41.24 ( -0.99% )
HYPEUSDT39.38-2.03 ( -4.9% )
PENGUUSDT0.024534-0.000762 ( -3.01% )
SOLUSDT202.87-2.96 ( -1.44% )
XPLUSDT0.4663+0.0022 ( +0.47% )
XRPUSDT2.5027-0.0567 ( -2.22% )
Powered by
News - Breaking News

Circle Luncurkan Blockchain Baru, Tantang Visa dan Mastercard

User
August 19, 2025 | 21:34 WIB
User
UpdatedGoldwin
August 19, 2025 | 21:34 WIB
Circle Luncurkan Blockchain Baru, Tantang Visa dan Mastercard

Circle Internet Group Inc., penerbit stablecoin USDC, meluncurkan Arc, sebuah blockchain baru yang dirancang untuk memproses pembayaran stablecoin secara langsung. Strategi ini memperkuat posisi Circle di industri keuangan digital, sekaligus membuka babak baru persaingan dengan pemain lama seperti Visa dan Mastercard.

Saat ini, sekitar 95% pendapatan kuartal kedua Circle berasal dari bunga atas cadangan tunai dan obligasi yang mendukung USDC. Namun, dengan ekspektasi penurunan suku bunga, Circle berupaya mendiversifikasi sumber pendapatannya dan memperkuat infrastruktur pembayaran digital.

Tantangan untuk Visa, Mastercard, dan Blockchain Publik

Langkah Circle membuatnya tidak hanya bersaing dengan perusahaan pembayaran global, tetapi juga dengan jaringan blockchain publik seperti Ethereum dan Solana yang selama ini menjadi tulang punggung peredaran USDC.

CEO Circle, Jeremy Allaire, menyebut Arc dan Circle Payments Network (CPN) sebagai infrastruktur inti untuk membangun “salah satu jaringan keuangan terbesar dalam sejarah.” Dengan kombinasi Arc dan CPN, Circle berusaha mengontrol pergerakan transaksi sekaligus memperoleh biaya dalam bentuk USDC.

Kompetisi Baru: Circle vs Stripe

Circle bukan satu-satunya yang bergerak ke arah ini. Stripe Inc. dilaporkan tengah mengembangkan Tempo, proyek blockchain internal untuk pembayaran stablecoin. Kedua perusahaan tampak menuju tujuan yang sama: membangun jaringan pembayaran end-to-end yang memberi mereka kendali penuh atas arus transaksi digital.

Namun, para pengamat mengingatkan bahwa strategi ini berisiko menciptakan “walled gardens” atau ekosistem tertutup, berlawanan dengan tujuan awal teknologi blockchain yang menjanjikan keterbukaan dan interoperabilitas.

Copiedbagikan