Decentralized exchange (DEX) Bunni mengalami kerugian sebesar $2,3 juta akibat eksploitasi pada smart contract-nya, menurut laporan yang dipublikasikan oleh akun X @cryptounfolded pada 2 September 2025. Insiden ini menyoroti kerentanan keamanan yang terus menjadi tantangan bagi platform DeFi, terutama di jaringan Ethereum Layer 1 tempat Bunni beroperasi.
Menurut analisis dari BlockSec, sebuah firma keamanan blockchain, aktivitas mencurigakan terdeteksi pada kontrak pintar Bunni sejak dini pada 2 September 2025, yang menyebabkan aliran keluar dana sekitar $2,3 juta. Laporan dari bitcoinethereumnews.com pada 2 September 2025 pukul 05:46 UTC menjelaskan bahwa eksploitasi ini memengaruhi pemegang token likuiditas ETH dan ERC-20 di platform Bunni, meskipun teknik spesifik yang digunakan oleh pelaku belum diungkapkan.
Sampai saat ini, belum ada respons resmi yang diterima dari tim Bunni atau eksekutif BlockSec terkait insiden tersebut. Data dari coincu.com menunjukkan bahwa kerugian ini menambah daftar panjang eksploitasi DeFi, dengan kasus serupa seperti serangan PancakeBunny pada 2021 yang juga melibatkan kerentanan smart contract. Para ahli menyarankan bahwa audit kontrak pintar yang lebih ketat dan pemantauan ancaman 24/7 dapat membantu mencegah insiden serupa di masa depan. Kejadian ini diperkirakan akan memicu diskusi lebih lanjut tentang kebutuhan akan standar keamanan yang lebih tinggi di ekosistem DeFi.