Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh Departemen Keuangan AS dan dianalisis oleh Yardeni Research, kepemilikan asing atas surat utang Amerika Serikat (Treasuries) melonjak sebesar $80,2 miliar pada Juni 2025, mencapai rekor tertinggi $9,13 triliun. Lonjakan ini mencerminkan permintaan yang kuat dari investor asing terhadap aset aman AS, terlepas dari dinamika ekonomi global yang terus berubah.
Jepang, sebagai pemegang terbesar surat utang AS, menambah kepemilikannya sebesar $12,6 miliar, membawa total kepemilikan menjadi $1,15 triliun—angka tertinggi sejak Februari 2024. Sementara itu, Inggris, sebagai pemegang terbesar kedua, mencatatkan kenaikan signifikan sebesar $48,7 miliar, mencapai $858,1 miliar, yang merupakan lonjakan bulanan terbesar sejak Maret 2023. Sebaliknya, kepemilikan China tetap stagnan di $756,4 miliar, level terendah sejak Januari 2009, menandakan pergeseran dalam pola investasi negara tersebut.
Grafik yang menyertai laporan ini menunjukkan tren kenaikan yang konsisten dalam kepemilikan asing sejak 2002, dengan total kepemilikan (grand total) yang mencakup sektor swasta dan resmi terus meningkat, mencapai hampir $9,1 triliun pada Juni 2025. Bagian kepemilikan resmi asing (foreign official) juga naik menjadi $3,2 triliun, sementara kepemilikan swasta (private) mencapai $5,9 triliun, menunjukkan diversifikasi sumber investasi.
Total pembelian surat utang AS oleh investor asing di paruh pertama tahun 2025 mencapai sekitar $508,1 miliar, menegaskan daya tarik Treasuries sebagai aset pelindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global. Analis dari The Kobeissi Letter mencatat bahwa selera asing terhadap surat utang AS tetap kuat, didorong oleh stabilitas dolar AS dan kebutuhan akan instrumen keuangan yang aman.