


Pemerintah Bolivia mengumumkan langkah berani untuk memodernisasi ekonominya dengan mengintegrasikan stablecoin secara resmi ke dalam sistem keuangan nasional. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Menteri Ekonomi Bolivia, Jose Gabriel Espinoza, pada hari Selasa (25/11).
Dalam kebijakan baru ini, bank-bank di Bolivia akan diizinkan untuk menyediakan layanan kustodian aset kripto atas nama nasabah. Hal ini memungkinkan mata uang digital berfungsi secara legal dalam ekosistem perbankan, termasuk untuk rekening tabungan, produk kredit, hingga pinjaman.
"Anda tidak dapat mengendalikan kripto secara global, jadi Anda harus mengakuinya dan menggunakannya untuk keuntungan Anda," tegas Espinoza, mengutip laporan Reuters.
Langkah progresif ini diambil di tengah tekanan ekonomi domestik yang berat. Tingkat inflasi mata uang fiat lokal, Boliviano, tercatat rata-rata berada di atas 22% dalam 12 bulan terakhir. Kondisi ini, ditambah dengan kelangkaan Dolar AS, mendorong warga dan bisnis beralih ke stablecoin seperti USDT (Tether) sebagai lindung nilai (store of value).
Di sektor riil, adopsi kripto sudah berjalan masif. Produsen kendaraan ternama seperti Toyota, Yamaha, dan BYD di Bolivia dilaporkan telah mulai menerima pembayaran dalam bentuk USDT sejak September lalu. Bahkan, perusahaan energi milik negara, YPFB, kini sedang menyusun kerangka kerja untuk memfasilitasi pembayaran impor energi menggunakan aset kripto.