Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan dalam sebuah dengar pendapat di Senat, bahwa pasar stablecoin berbasis dolar AS berpotensi melampaui proyeksi $2 triliun pada akhir 2028, asalkan didukung oleh regulasi yang memadai.
Laporan ini menyoroti peran penting stablecoin dalam memperkuat dominasi dolar AS sebagai mata uang cadangan global.
Pernyataan Bessent muncul di tengah kemajuan undang-undang GENIUS Act, yang baru saja mendapatkan dukungan bipartisan di Senat dengan voting 68-30 untuk melanjutkan ke tahap berikutnya. Undang-undang ini bertujuan menciptakan kerangka regulasi yang jelas untuk stablecoin, yang diyakini dapat mendorong pertumbuhan sektor ini secara eksponensial. "Saya percaya bahwa regulasi stablecoin yang didukung oleh surat utang AS atau T-bills akan menciptakan pasar yang memperluas penggunaan dolar AS di seluruh dunia," ujar Bessent dalam sidang tersebut.
Prediksi ini didasarkan pada estimasi dari Komite Alokasi Senat, yang menyebutkan bahwa GENIUS Act dapat menggenjot pasar stablecoin USD hingga $2 triliun dalam empat tahun ke depan. Dukungan untuk undang-undang ini juga diperkuat oleh Presiden Donald Trump, yang menyatakan keinginannya untuk menandatangani RUU tersebut sebelum Agustus 2025. Trump dan Bessent menegaskan bahwa stablecoin dapat menjadi mekanisme baru untuk menjaga status dolar AS sebagai mata uang cadangan, mengikuti pola sejarah di mana inovasi keuangan terus memperkuat posisi dolar.
Stablecoin seperti USDT (Tether) dan USDC (Circle) saat ini mendominasi pasar, dengan kapitalisasi pasar masing-masing lebih dari $143 miliar dan $58 miliar. Volume transfer stablecoin global mencapai $27,6 triliun pada 2024, melampaui kombinasi volume transaksi Visa dan Mastercard, menurut World Economic Forum.
Bessent menyoroti bahwa pertumbuhan ini akan meningkatkan permintaan untuk utang pemerintah AS, yang dapat menguntungkan ekonomi domestik. Namun, ia juga menekankan pentingnya kepemimpinan AS dalam menetapkan standar global untuk pasar kripto, mengingat persaingan dengan negara-negara seperti China yang sedang mengembangkan mata uang digital bank sentral (CBDC).
Analis pasar menyambut baik proyeksi ini, tetapi memperingatkan bahwa keberhasilannya bergantung pada implementasi regulasi yang seimbang. "Jika regulasi terlalu ketat, inovasi bisa terhambat. Namun, jika terlalu longgar, risiko stabilitas keuangan dapat muncul," kata Laura Chen, ekonom dari The Block.
Sementara itu, pasar kripto menunjukkan respons positif, dengan USDC naik 1,2% dalam 24 jam terakhir, sementara Bitcoin tetap stabil di sekitar $109.500. Pengumuman ini juga memperkuat spekulasi bahwa stablecoin dapat menjadi pendorong utama adopsi kripto institusional dalam beberapa tahun ke depan.