📩 Stay Ahead in Crypto!🔥
Get expert insights & alerts straight to your inbox — join our newsletter now!
Dark Mode
APEXUSDT1.837-0.1755 ( -8.72% )
ASTERUSDT1.7904+0.0117 ( +0.66% )
BTCUSDT113,890.0+3703.37 ( +3.36% )
ETHUSDT4,146.85+109.38 ( +2.71% )
HYPEUSDT45.07-0.32 ( -0.71% )
PENGUUSDT0.027869-0.000268 ( -0.95% )
SOLUSDT208.81+4.37 ( +2.14% )
WLFIUSDT0.202-0.01 ( -4.72% )
XPLUSDT1.1841-0.2016 ( -14.55% )
Powered by
News

Ant Digital Technologies yang Didukung Jack Ma Akan Tokenisasi Aset Infrastruktr Energi Senilai $8 Miliar

User
September 10, 2025 | 08:55 WIB
User
UpdatedBenny Hawe
September 10, 2025 | 08:55 WIB
Ant Digital Technologies yang Didukung Jack Ma Akan Tokenisasi Aset Infrastruktr Energi Senilai $8 Miliar

Ant Digital Technologies, bagian dari Ant Group yang didukung oleh Jack Ma, berencana menokenisasi aset energi senilai lebih dari $8 miliar di blockchain miliknya, AntChain, menurut laporan Bloomberg. Proyek ini mencakup tokenisasi aset infrastruktur energi senilai 60 miliar yuan ($8,4 miliar), yang mencakup turbin angin, panel surya, dan unit pengisian listrik, dengan rencana untuk mencantumkan token tersebut di bursa luar negeri. 

Menurut laporan Business Times, Ant Digital telah memantau output daya dan potensi gangguan dari 15 juta perangkat energi di China, dengan data yang diunggah ke AntChain. Perusahaan ini juga telah menyelesaikan pendanaan untuk tiga proyek energi bersih melalui tokenisasi, mengumpulkan sekitar 300 juta yuan ($42 juta) dari investor luar negeri, termasuk pendanaan untuk Longshine Technology Group dan GCL Energy Technology. 

Langkah ini menunjukkan pergeseran blockchain dari aset kripto asli menuju infrastruktur dunia nyata, meningkatkan likuiditas dan transparansi di pasar energi. Ant Digital Technologies, yang merupakan lengan solusi perusahaan dari Ant Group, juga berkontribusi pada sandbox blockchain yang dipimpin oleh Hong Kong Monetary Authority untuk mempromosikan tokenisasi aset nyata. Analis memperkirakan proyek ini dapat menjadi model untuk transformasi digital di sektor energi global, meskipun tantangan regulasi di China tetap menjadi perhatian.

Copiedbagikan