asset coin leftasset coin right
📩 Stay Ahead in Crypto!🔥
Get expert insights & alerts straight to your inbox — join our newsletter now!
Dark Mode
ASTERUSDT1.278+0.061 ( +5.01% )
BANANAS31USDT0.004541+0.002194 ( +93.48% )
BTCUSDT95,758.0+5.75 ( +0.01% )
DASHUSDT84.53-7.3 ( -7.95% )
ETHUSDT3,212.99+32.79 ( +1.03% )
MOREUSDT0.007564-0.006201 ( -45.05% )
ROOTUSDT0.002279+0.000459 ( +25.22% )
SOLUSDT142.59+1.99 ( +1.42% )
XRPUSDT2.2753+0.0321 ( +1.43% )
Powered by
News

Bitcoin Drop di Bawah Level Tahun Lalu, Tanda Bear Market Menguat

User
November 17, 2025 | 09:02 WIB
User
UpdatedBenny Hawe
November 17, 2025 | 09:02 WIB
Bitcoin Drop di Bawah Level Tahun Lalu, Tanda Bear Market Menguat

Bitcoin kembali mengalami tekanan besar setelah merosot di bawah US$93.714, menghapus seluruh kenaikan lebih dari 30 persen yang dicatat sejak awal tahun. Laporan Bloomberg pada 17 November 2025 menyebut penurunan ini terjadi hanya sebulan setelah Bitcoin mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di US$126.251 pada 6 Oktober.

Koreksi tajam mulai terjadi empat hari setelah reli tersebut, ketika komentar tak terduga dari Presiden Donald Trump terkait kebijakan tarif memicu gejolak pasar global. Penurunan saham teknologi berkapitalisasi besar turut memperdalam sentimen risk-off, mendorong investor menjauhi aset berisiko termasuk kripto.

Matthew Hougan, Chief Investment Officer Bitwise Asset Management, mengatakan bahwa kripto menjadi indikator paling awal dari perubahan sentimen risiko pasar. “Crypto was the canary in the coal mine,” ujarnya, menggambarkan bagaimana investor kripto mulai melepas posisi sebelum pasar lain merasakan dampaknya.

Selama sebulan terakhir, sejumlah pembeli besar termasuk pengalokasi ETF Bitcoin dan treasury korporasi memilih mundur dan tidak lagi melakukan pembelian rutin. Hilangnya arus masuk institusional ini menghapus salah satu faktor utama yang sebelumnya mendorong Bitcoin menuju rekor terbaru di awal Oktober.

Penurunan drastis ini menambah tekanan pada pasar kripto yang kini memasuki fase bear market yang lebih dalam, diperparah oleh volatilitas makro dan pengetatan kondisi likuiditas.

Copiedbagikan