Catatan dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 17-18 Juni 2025 mengungkapkan adanya perpecahan di kalangan pejabat Federal Reserve (Fed) terkait proyeksi suku bunga, yang dipicu oleh perbedaan pandangan mengenai dampak tarif terhadap inflasi. Berikut adalah ringkasan dari poin-poin utama.
Ketidakpastian Dampak Tarif terhadap Inflasi
Para pembuat kebijakan menyoroti “ketidakpastian yang cukup besar” terkait waktu, skala, dan durasi dampak tarif terhadap inflasi. Sebagian pejabat berpendapat bahwa tarif hanya akan menyebabkan kenaikan harga sementara tanpa memengaruhi ekspektasi inflasi jangka panjang. Namun, mayoritas pejabat mengakui risiko bahwa tarif dapat memicu efek inflasi yang lebih persisten, tergantung pada bagaimana kebijakan ini memengaruhi ekonomi dan negosiasi perdagangan.
Proyeksi suku bunga terbaru yang dirilis pasca-pertemuan menunjukkan perbedaan pandangan: 10 dari 19 pejabat memperkirakan setidaknya dua pemotongan suku bunga sebelum akhir tahun, tujuh pejabat memproyeksikan tidak ada pemotongan pada 2025, dan dua lainnya memperkirakan satu pemotongan.
Kompleksitas Tarif dan Kebijakan Ekonomi
Catatan pertemuan tersebut menggarisbawahi bagaimana dinamika kebijakan ekonomi, termasuk perluasan penggunaan tarif oleh Presiden Donald Trump terhadap mitra dagang AS, telah mempersulit perhitungan kebijakan Fed. Selain tarif, perubahan kebijakan di bidang pajak, imigrasi, dan regulasi turut menambah ketidakpastian ekonomi. Meski demikian, para pejabat mencatat bahwa ketidakpastian secara keseluruhan telah sedikit berkurang dibandingkan pertemuan sebelumnya.
Ketua Fed Jerome Powell menyatakan bahwa bank sentral kemungkinan akan memangkas suku bunga lebih lanjut tahun ini jika tidak ada tarif. Namun, data ekonomi sejauh ini belum menunjukkan dampak luas dari tarif, memicu perdebatan di kalangan pejabat mengenai kapan, seberapa besar, dan berapa lama tarif akan mendorong kenaikan harga.
Pendekatan Hati-hati terhadap Penyesuaian Suku Bunga
Sebagian besar pejabat Fed menilai bahwa “pengurangan tertentu” pada suku bunga kebijakan kemungkinan akan sesuai dilakukan tahun ini. Namun, mereka menegaskan bahwa stabilitas ekonomi AS yang solid, dengan pertumbuhan ekonomi yang “kuat” dan tingkat pengangguran yang “rendah,” memberikan ruang untuk bersikap sabar dalam menyesuaikan suku bunga.
Dua pejabat, Gubernur Fed Christopher Waller dan Michelle Bowman, mengindikasikan kemungkinan pemotongan suku bunga pada pertemuan 29-30 Juli, merujuk pada data inflasi yang terkendali. Meski begitu, dalam catatan tersebut menunjukkan bahwa mayoritas pejabat setuju untuk tetap mengambil pendekatan hati-hati dalam menyesuaikan kebijakan moneter. Data pasar tenaga kerja minggu lalu menunjukkan stabilitas secara keseluruhan, mengurangi tekanan untuk pemotongan suku bunga pada Juli.
Langkah Berikutnya
Kontrak berjangka Fed Funds mengindikasikan investor memperkirakan pemotongan suku bunga pada September dan Desember. Sementara itu, data harga konsumen untuk Juni yang akan dirilis pada 15 Juli akan menjadi fokus pejabat Fed berikutnya.
Para pembuat kebijakan juga membahas tinjauan berkala terhadap kerangka kerja bank sentral, termasuk potensi peningkatan alat komunikasi seperti Summary of Economic Projections dan penggunaan skenario alternatif yang lebih luas.