


CEO BlackRock, Larry Fink, menyampaikan pengakuan mengejutkan di panggung DealBook Summit, Rabu (3/12). Sosok paling berpengaruh di dunia manajemen aset ini secara terbuka mengakui bahwa dirinya telah salah menilai potensi Bitcoin dan aset kripto di masa lalu.
​Dalam sebuah pernyataan yang jarang terjadi bagi seorang eksekutif keuangan papan atas, Fink menyebut transformasinya ini sebagai contoh nyata dari evolusi pemikirannya.
​"Ini adalah contoh publik yang sangat mencolok dari perubahan besar dalam opini saya" ujar Fink di hadapan pembawa acara.
​Pengakuan ini merujuk pada sikap lamanya yang sangat skeptis. Fink tidak menampik bahwa ia pernah menjadi salah satu kritikus terkeras kripto. Pada tahun 2017, ia bahkan sempat melabeli Bitcoin sebagai indeks pencucian uang (index of money laundering).
​Namun, seiring berjalannya waktu dan pendalaman riset yang dilakukan timnya, pandangan tersebut berbalik 180 derajat. Kini, di bawah komandonya, BlackRock justru memimpin revolusi adopsi institusional melalui produk ETF Bitcoin mereka yang sukses besar.
​"Sekarang saya melihat use case yang sangat besar untuk Bitcoin" tambahnya.
​Fink menegaskan bahwa perubahan sikapnya didasari oleh data. Ia melihat masuknya investor jangka panjang yang sah, termasuk dana kekayaan negara, sebagai bukti bahwa aset ini telah matang dan bukan sekadar instrumen spekulasi liar.
​Pernyataan "mea culpa" atau pengakuan salah dari Fink ini bisa dinilai sebagai sinyal validasi terkuat bagi industri kripto, menandakan bahwa Wall Street telah sepenuhnya menerima aset digital sebagai bagian dari sistem keuangan modern.