asset coin leftasset coin right
📩 Stay Ahead in Crypto!🔥
Get expert insights & alerts straight to your inbox — join our newsletter now!
Dark Mode
APEXUSDT1.1909-0.0111 ( -0.92% )
ASTERUSDT1.07-0.01 ( -0.93% )
BNBUSDT1,103.75-37.78 ( -3.31% )
BTCUSDT112,982.0-1155.07 ( -1.01% )
ETHUSDT3,983.6-141.88 ( -3.44% )
HYPEUSDT47.83+1.59 ( +3.44% )
PENGUUSDT0.020629-0.000803 ( -3.75% )
SOLUSDT194.06-4.59 ( -2.31% )
TAOUSDT431.4+16.6 ( +4.0% )
Powered by
Breaking News

CEO BlackRock Sebut Kripto dan Emas Jadi ‘Aset Ketakutan’ di Tengah Utang Global

User
October 28, 2025 | 16:16 WIB
User
UpdatedBenny Hawe
October 28, 2025 | 16:16 WIB
CEO BlackRock Sebut Kripto dan Emas Jadi ‘Aset Ketakutan’ di Tengah Utang Global

CEO BlackRock Inc., Larry Fink, mengatakan investor global kini semakin banyak beralih ke aset alternatif seperti emas dan kripto di tengah kekhawatiran terhadap meningkatnya utang pemerintah di seluruh dunia. Berbicara di acara Future Investment Initiative (FII) di Riyadh, Fink menyebut aset seperti emas dan kripto sebagai “assets of fear” — aset yang dibeli karena rasa takut akan debasement atau penurunan nilai uang akibat kebijakan moneter dan fiskal yang berlebihan.

“Anda memiliki aset-aset ini karena takut terhadap pelemahan nilai aset Anda, takut kehilangan keamanan finansial dan fisik,” ujar Fink. Istilah debasement trade kini menjadi fenomena baru di pasar keuangan, menggambarkan tren di mana investor menjual obligasi pemerintah dan mata uang utama seperti dolar, yen, dan euro, lalu beralih ke emas, perak, dan kripto. Istilah ini mengacu pada praktik kuno saat penguasa seperti Nero dan Henry VIII mencampur logam berharga dengan bahan lebih murah untuk menurunkan nilainya.

Fink juga menyoroti ketergantungan Amerika Serikat terhadap investor asing untuk mendanai utangnya, di mana 30% hingga 35% dari penjualan obligasi Treasury AS dibeli oleh luar negeri. Menurutnya, ketergantungan ini bisa menjadi risiko serius jika suatu hari minat asing terhadap dolar menurun.
“Kita beruntung karena dunia masih ingin berinvestasi dalam dolar AS dan ekonomi kita. Tapi jika itu berubah, dampaknya akan sangat besar,” ujar Fink.

Dalam forum yang sama, hadir pula tokoh keuangan besar seperti David Solomon dari Goldman Sachs, Jamie Dimon dari JPMorgan, dan Bill Ackman dari Pershing Square Holdings. Dimon menyoroti defisit anggaran global sebagai masalah utama, sementara Ackman menilai bahwa kuncinya adalah mendorong pertumbuhan aset dan investasi swasta untuk menjaga ekonomi tetap sehat.

Fink menambahkan bahwa pembukaan akses modal swasta bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi AS hingga 3%, meski ia tetap menyerukan agar pertumbuhan liabilitas negara bisa ditekan.
Fenomena “debasement trade” ini menunjukkan bagaimana investor global kini menjadikan Bitcoin dan emas sebagai benteng perlindungan nilai, terutama saat kepercayaan terhadap mata uang fiat mulai melemah.

Copiedbagikan