×
📩 Stay Ahead in Crypto!🔥
Get expert insights & alerts straight to your inbox — join our newsletter now!
Dark Mode
BTCUSDT113,242.0-753.51 ( -0.66% )
ETHUSDT4,291.2-26.77 ( -0.62% )
HYPEUSDT41.86-0.74 ( -1.74% )
KASUSDT0.08831+0.0015 ( +1.73% )
NLKUSDT0.002071-0.002669 ( -56.31% )
PENGUUSDT0.031081-0.001241 ( -3.84% )
PEPEUSDT0.00001042-0.00000028 ( -2.62% )
SOLUSDT183.68-4.42 ( -2.35% )
XRPUSDT2.871-0.0598 ( -2.04% )
Powered by
News

China Nyatakan Dukung India Lawan Tarif Trump

August 22, 2025 | 10:36 WIB
Copiedbagikan
China Nyatakan Dukung India Lawan Tarif Trump

China secara resmi menyatakan dukungan tegasnya terhadap India dalam menentang tarif yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pernyataan ini muncul setelah pemberlakuan tarif hingga 50% pada barang-barang India oleh AS, yang dikaitkan dengan impor minyak Rusia oleh India.

China menyatakan bahwa mereka "teguh berdiri bersama India" untuk menolak kebijakan tarif AS. Postingan tersebut disertai dengan gambar Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Presiden AS Donald Trump, yang menyoroti ketegangan geopolitik saat ini.

Konteks dari dukungan ini diperkuat oleh pernyataan Duta Besar China untuk India, Xu Feihong, yang pada KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di New Delhi pada 21 Agustus 2025 menyebut AS sebagai "penindas" atas tarif tersebut. Xu menegaskan bahwa diam hanya akan mendorong tindakan sepihak lebih lanjut, dan China berkomitmen untuk bekerja sama dengan India guna mempertahankan sistem perdagangan multilateral.

Tarif 50% yang diberlakukan AS, yang meliputi tambahan 25% baru-baru ini, merupakan respons terhadap impor minyak Rusia oleh India selama konflik Ukraina-Rusia. Namun, kebijakan ini menuai kritik karena China, yang juga merupakan pembeli besar minyak Rusia, tampaknya luput dari sanksi serupa dari AS, memicu spekulasi tentang motif politik dan ekonomi di balik keputusan tersebut.

Kebijakan ini diperkirakan akan berdampak signifikan pada hubungan dagang India-AS, dengan India berpotensi mencari alternatif pasar, termasuk membuka peluang ekspor ke China. Sementara itu, dinamika ini juga menyoroti pergeseran strategi geopolitik di Asia, dengan China dan India tampaknya memperkuat posisi mereka di tengah ketegangan dengan AS.

Pengamat akan terus memantau perkembangan lebih lanjut, terutama menjelang KTT SCO di Tianjin pada 1 September 2025, yang diperkirakan akan membahas isu perdagangan dan stabilitas regional secara mendalam.