News - Web3
Efek Dukungan Trump Pada Bitcoin Bikin Volume Altcoin Turun Hingga $300 Miliar
June 30, 2025 | 14:04 WIB
Copied
Efek Dukungan Trump Pada Bitcoin Bikin Volume Altcoin Turun Hingga $300 Miliar

Tahun 2025 tampaknya menjadi tahun gemilang bagi industri kripto, dengan Bitcoin mencapai rekor tertinggi, dukungan dari Presiden AS Donald Trump yang keluarganya terlibat dalam sektor ini, serta harapan besar akan disahkannya undang-undang penting oleh Kongres AS. Namun, di balik euforia tersebut, sebagian besar altcoin—kripto selain Bitcoin dan stablecoin—mengalami penurunan drastis, dengan nilai pasar yang hilang mencapai lebih dari $300 miliar (sekitar Rp4.700 triliun) sepanjang tahun ini, menurut laporan Bloomberg.

Dominasi Bitcoin semakin kuat, dengan porsi nilai pasarnya terhadap total aset kripto melonjak hingga 64%, tingkat tertinggi sejak Januari 2021, berdasarkan data CoinMarketCap. Sebaliknya, altcoin tenggelam dalam performa buruk, dengan indeks MarketVector yang melacak separuh bawah dari 100 aset digital terbesar turun sekitar 50% di 2025, menghapus potensi keuntungan dua kali lipat pasca kemenangan Trump pada 5 November 2024. Bahkan Ether, kripto terbesar kedua, masih 50% di bawah ATH-nya meski mendapat dorongan dari masuknya dana ke ETF spot. "Secara historis, Bitcoin bergerak lalu memicu altcoin, tapi belum terlihat dalam siklus ini," ujar Jake Ostrovskis, pedagang OTC di Wintermute.

Kondisi ini mencerminkan pergeseran besar dalam industri kripto, yang kini beralih menjadi pasar yang lebih diatur dan didorong oleh institusi. Stablecoin menunjukkan pertumbuhan signifikan, dengan nilai pasar naik $47 miliar dalam setahun, didukung oleh masuknya bank besar dan eksplorasi Amazon.com Inc. untuk stablecoin baru, seperti dilaporkan Wall Street Journal bulan ini. Sebaliknya, altcoin menghadapi tekanan untuk membuktikan utilitas, dengan banyak proyek diambang kepunahan. Nick Philpott dari Zodia Markets memprediksi, "Mereka akan mati dan hanya menjadi debu digital."

Kejadian kepunahan massal bukan hal baru di kripto, seperti yang terlihat pada keruntuhan 2022 akibat kegagalan TerraUSD dan FTX, yang menghapus ratusan proyek dan meninggalkan ribuan "ghost chains" tak aktif. Namun, kali ini berbeda karena fokus beralih ke stablecoin dan akumulasi Bitcoin oleh korporasi. Contohnya, Twenty One Capital Inc., kolaborasi antara Cantor Fitzgerald LP, Tether Holdings SA, dan SoftBank, yang diluncurkan April 2025 dengan modal $4 miliar Bitcoin, serta Trump Media & Technology Group yang mengumpulkan $2,3 miliar untuk treasury Bitcoin, meniru strategi Michael Saylor dari MicroStrategy.

Meski demikian, ada harapan bagi beberapa altcoin seperti Maker dan Hyperliquid, yang terkait dengan protokol keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan mencatat keuntungan besar, kata Jeff Dorman dari Arca. Regulasi juga menjadi kunci, dengan potensi persetujuan ETF untuk Solana dan Digital Asset Market Clarity (CLARITY) Act yang dapat membuka akses modal institusi, menurut Ira Auerbach dari Offchain Labs. Namun, Kanyi Maqubela dari Kindred Ventures memperingatkan bahwa banyak altcoin akan lenyap karena kurangnya utilitas nyata, dibandingkan Bitcoin sebagai "emas digital" dan Ether sebagai tulang punggung teknologi blockchain, yang keduanya memiliki nilai dan skala.