

.png)
.png)

Perusahaan teknologi finansial asal Nigeria, Flutterwave Inc., berencana memperkenalkan layanan pembayaran lintas negara menggunakan stablecoin — aset digital yang nilainya dipatok terhadap dolar AS. Langkah ini menandai ekspansi besar bagi ekosistem pembayaran digital di Afrika dan bertujuan untuk mengatasi hambatan biaya serta waktu yang selama ini membebani transaksi internasional di kawasan tersebut.
Menurut laporan Bloomberg (30/10), Flutterwave akan menggandeng perusahaan asal Amerika Serikat, Polygon Labs, untuk menghadirkan produk pembayaran baru yang ditujukan bagi pelanggan korporat. Kolaborasi ini akan memungkinkan transaksi antarnegara diselesaikan hanya dalam hitungan menit, menggantikan sistem tradisional yang sering memakan waktu berhari-hari.
CEO Flutterwave, Olugbenga Agboola, menyebut penggunaan stablecoin akan menjadi katalis utama bagi efisiensi pembayaran global, khususnya di Afrika. “Kami ingin memastikan bahwa ketika bisnis global membayar pemasok di Afrika, Flutterwave menjadi pilihan utama untuk metode pembayaran,” ujarnya.
Stablecoin kian populer setelah AS mengesahkan undang-undang pertama yang mengatur sektor tersebut pada Juli lalu, membuka jalan bagi adopsi yang lebih luas di dunia bisnis dan keuangan. Nigeria sendiri menjadi salah satu pasar kripto paling aktif di dunia, dengan volume transaksi mencapai US$50 miliar dalam 12 bulan hingga Juni 2024, menurut data dari Securities and Exchange Commission (SEC) Nigeria.
Agboola menilai adopsi stablecoin akan meningkatkan arus dana ke Afrika secara signifikan. “Dengan sistem ini, pembayaran lintas negara bisa selesai dalam hitungan menit. Potensi volumenya bisa meningkat hingga 10 kali lipat dibanding saat ini,” katanya.
Flutterwave, yang kini beroperasi di 34 negara di Afrika, terus memperkuat posisinya sebagai jembatan antara sistem keuangan tradisional dan teknologi berbasis blockchain. Kolaborasi dengan Polygon Labs menunjukkan ambisi perusahaan untuk menempatkan Afrika di garis depan revolusi pembayaran digital global.