asset coin leftasset coin right
📩 Stay Ahead in Crypto!🔥
Get expert insights & alerts straight to your inbox — join our newsletter now!
Dark Mode
ASTERUSDT0.869-0.164 ( -15.88% )
BTCUSDT106,634.0-4032.69 ( -3.64% )
ETHUSDT3,705.34-206.42 ( -5.28% )
HYPEUSDT43.23-5.03 ( -10.42% )
PENGUUSDT0.017918-0.00332 ( -15.63% )
SOLUSDT179.43-13.67 ( -7.08% )
SUIUSDT2.219-0.3215 ( -12.66% )
XPLUSDT0.285-0.0606 ( -17.54% )
XRPUSDT2.3984-0.1875 ( -7.25% )
Powered by
News

Kelompok Perdagangan Inggris Dorong Kolaborasi Blockchain dalam Perjanjian Teknologi Inggris-AS

User
September 14, 2025 | 12:03 WIB
User
UpdatedBenny Hawe
September 14, 2025 | 12:03 WIB
Kelompok Perdagangan Inggris Dorong Kolaborasi Blockchain dalam Perjanjian Teknologi Inggris-AS

Kelompok-kelompok perdagangan di Inggris telah mendesak Menteri Bisnis Inggris untuk memasukkan kolaborasi blockchain dalam perjanjian teknologi mendatang antara Inggris dan Amerika Serikat, yang dikenal sebagai UK–US Tech Bridge. Dalam surat yang ditujukan kepada Menteri Bisnis Peter Kyle, kelompok-kelompok tersebut, termasuk CryptoUK dan City of London Corporation, menekankan peran strategis stablecoin dan tokenisasi untuk kedua ekonomi. 

Mereka memperingatkan bahwa mengecualikan aset digital dari perjanjian tersebut dapat memarginalkan Inggris dalam penetapan standar keuangan global di masa depan. Dorongan ini terjadi menjelang kunjungan kenegaraan Presiden Donald Trump, di mana kerja sama teknologi diperkirakan menjadi topik utama. 

Data menunjukkan bahwa industri blockchain di Inggris berkontribusi pada ekonomi dengan nilai lebih dari £10 miliar pada 2024, menurut laporan PwC, dengan potensi pertumbuhan hingga £57 miliar dalam dekade mendatang jika diintegrasikan dengan standar internasional. Kolaborasi dengan AS dapat mempercepat inovasi dalam stablecoin dan tokenisasi aset, yang saat ini didorong oleh permintaan institusional, terutama dengan harga Bitcoin (BTC) yang mencapai $116.000. Analis pasar memperhatikan bahwa langkah ini dapat memperkuat posisi Inggris sebagai hub fintech global, meskipun keberhasilannya bergantung pada negosiasi dengan regulator AS seperti SEC.

Copiedbagikan