Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, menyampaikan pernyataan pada Kamis pagi ini (19 Juni 2025) bahwa ekonomi Amerika Serikat (AS) tetap berada dalam posisi yang solid meskipun menghadapi ketidakpastian yang tinggi. The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga jangka pendek di kisaran 4,25-4,5%.

Dalam pidatonya yang disiarkan secara langsung dari Washington, Powell menegaskan bahwa strategi suku bunga saat ini dianggap sebagai langkah terbaik untuk menghadapi tantangan ekonomi, dengan opsi pemotongan suku bunga di akhir tahun masih terbuka.

Pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pertengahan Juni 2025, Powell mengatakan keputusan ini sejalan dengan proyeksi sebelumnya yang dirilis oleh Federal Reserve Board, yang mencatat bahwa ekonomi AS masih menunjukkan stabilitas meskipun ada tekanan inflasi yang berlangsung di atas target 2%. 

Powell menambahkan bahwa posisi kebijakan moneter saat ini memberikan fleksibilitas bagi The Fed untuk merespons perkembangan ekonomi secara tepat waktu. Suku bunga acuan AS terakhir tercatat sebesar 4,50% sebelum pertemuan terbaru, dengan proyeksi bahwa pemangkasan suku bunga dapat terjadi pada akhir 2025 jika data ekonomi mendukung. 

Powell menyoroti bahwa pasar tenaga kerja AS berada pada atau mendekati kondisi penuh kerja, dengan pertumbuhan upah yang moderat namun masih melampaui inflasi, sesuai dengan data yang disampaikan dalam pidato di Economic Club of Chicago baru-baru ini. 

Ketidakpastian yang disebutkan Powell tampaknya juga dipengaruhi oleh perubahan kebijakan pemerintahan baru AS di bidang perdagangan, imigrasi, fiskal, dan regulasi, yang efeknya masih sulit diprediksi. "Kami akan terus memantau data ekonomi dan bersedia menyesuaikan kebijakan jika diperlukan," ujar Powell, seperti dilansir dalam siaran pers resmi The Fed.

Analis pasar menyambut baik pendekatan hati-hati ini. Menurut FedWatch, pasar memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir tahun, yang dapat membawa suku bunga ke kisaran 4-4,25%, sesuai dengan prediksi yang diungkapkan Powell pada Maret 2024 di Capitol Hill. Namun, keputusan akhir akan bergantung pada perkembangan inflasi dan stabilitas pasar global, termasuk ketegangan geopolitik yang tengah memanas di Timur Tengah.