BTCUSDT117,590.0-1135.01 ( -0.96% )
ETHUSDT3,418.74+255.82 ( +8.09% )
HYPEUSDT46.04-1.94 ( -4.04% )
PENGUUSDT0.030955-0.002452 ( -7.34% )
PEPEUSDT0.00001359+0.00000035 ( +2.64% )
PUMPUSDT0.005292-0.00117 ( -18.11% )
SOLUSDT175.43+8.23 ( +4.92% )
SUIUSDT3.9826-0.0325 ( -0.81% )
XRPUSDT3.2497+0.2902 ( +9.81% )
Regulation

RUU Baru di AS Pertimbangan Aset Kripto Untuk Pengajuan Kredit Hipotek

July 17, 2025 | 08:23 WIB
Copiedbagikan
RUU Baru di AS Pertimbangan Aset Kripto Untuk Pengajuan Kredit Hipotek

Sebuah rancangan undang-undang (RUU) baru telah diperkenalkan di Kongres Amerika Serikat (AS) yang dapat mengubah cara lembaga keuangan mengevaluasi pengajuan kredit hipotek. RUU tersebut mewajibkan pemberi pinjaman untuk mempertimbangkan kepemilikan aset kripto, seperti Bitcoin, saat memproses aplikasi hipotek.

RUU dengan nomor H.R.4374, yang diusulkan oleh Perwakilan Nancy Mace, bertujuan untuk mengintegrasikan aset digital ke dalam proses persetujuan hipotek tradisional. Langkah ini dipandang sebagai upaya modernisasi kriteria pinjaman di tengah meningkatnya adopsi kripto di kalangan masyarakat. Hingga saat ini, RUU tersebut masih dalam tahap pengenalan dan belum melangkah lebih jauh dalam proses legislatif.

Minggu ini dicanangkan sebagai "Crypto Week" di DPR AS, di mana sejumlah RUU pro-kripto, termasuk kerangka regulasi untuk stablecoin, diperkirakan akan maju. Langkah ini mencerminkan tekanan dari industri kripto, yang telah menginvestasikan lebih dari 119 juta dolar AS untuk mendukung kandidat pro-kripto dalam pemilu tahun lalu.

Direktur Federal Housing Finance Agency (FHFA), William Pulte, juga telah memerintahkan Fannie Mae dan Freddie Mac, dua lembaga pembiayaan hipotek utama di AS, untuk mengeksplorasi penerimaan aset kripto sebagai cadangan dalam penilaian risiko pinjaman rumah, seperti dilaporkan oleh AP News pada 25 Juni 2025. Pulte menekankan bahwa aset kripto yang disimpan di bursa terpusat yang diatur di AS dapat dipertimbangkan tanpa harus dikonversi ke dolar AS.

Jika disahkan, RUU ini dapat mendorong bank untuk lebih inklusif terhadap pemilik kripto dan meningkatkan legitimasi aset digital sebagai jaminan. Namun, tantangan seperti fluktuasi harga, keamanan siber, dan kurangnya standar akuntansi formal untuk kripto tetap menjadi hambatan utama, sebagaimana dicatat oleh Amanda Fischer dari Better Markets.