


​Pasokan Bitcoin semakin mendekati batas akhirnya. Laporan terbaru pada Sabtu (20/12) mengonfirmasi bahwa jumlah Bitcoin yang tersisa untuk ditambang kini kian menipis, hanya menyisakan 1.035.659 BTC saja.
​Angka ini menjadi sinyal keras bagi pasar bahwa tingkat kelangkaan aset ini semakin tinggi. Saat publik harus memperebutkan sisa suplai penambangan yang terbatas tersebut, dominasi kepemilikan justru telah dipegang erat oleh segelintir pemerintahan dunia dengan jumlah yang fantastis.
​Berdasarkan data on-chain terbaru, Amerika Serikat menempati posisi puncak sebagai negara pemegang Bitcoin terbesar dengan estimasi 207.189 BTC, disusul ketat oleh China yang menyimpan sekitar 194.000 BTC. Kedua negara ini mayoritas memperoleh Bitcoin tersebut melalui penyitaan dari berbagai kasus kriminal siber dan skema penipuan.
​Daftar penguasa Bitcoin ini berlanjut ke Inggris yang mengamankan sekitar 61.000 BTC dan Ukraina dengan kepemilikan 46.351 BTC. Menariknya, negara kecil Bhutan turut masuk dalam jajaran lima besar dunia dengan simpanan 13.029 BTC, yang murni dihasilkan dari operasi fasilitas penambangan milik negara tersebut.