

.png)
.png)

Amerika Serikat akan merilis data Consumer Price Index (CPI) untuk bulan September pada Jumat malam, 24 Oktober 2025 pukul 19:30 WIB, dalam laporan resmi dari Bureau of Labor Statistics (BLS). Angka inflasi ini menjadi perhatian utama pelaku pasar global karena hasilnya akan sangat memengaruhi arah kebijakan Federal Reserve jelang rapat FOMC pada 28–29 Oktober mendatang. Berdasarkan konsensus ekonom, inflasi tahunan diperkirakan naik tipis ke 3,1%, sementara inflasi inti (core CPI) diprediksi tetap stabil di kisaran 3%, menunjukkan tekanan harga yang masih bertahan di sektor jasa dan perumahan.
Rilis malam ini menjadi salah satu momen paling krusial dalam kalender ekonomi kuartal keempat, mengingat pasar tengah berspekulasi apakah The Fed akan melanjutkan siklus pemangkasan suku bunga setelah dua kali penurunan berturut-turut sejak Agustus. Jika inflasi tercatat lebih tinggi dari perkiraan, dolar AS berpotensi menguat sementara aset berisiko seperti saham dan kripto bisa terkoreksi. Namun jika angka inflasi melandai, peluang pemangkasan suku bunga lebih agresif akan terbuka, memberi sentimen positif bagi pasar global.
Penundaan rilis ini terjadi karena shutdown pemerintahan AS yang dimulai pada 1 Oktober 2025 telah membatasi banyak fungsi biro statistik. BLS memutuskan membawa kembali sebagian staf untuk memastikan CPI dapat diterbitkan tepat waktu agar tidak menunda penentuan peningkatan tunjangan sosial (COLA) bagi jutaan penerima manfaat.
Para pelaku pasar kini mengawasi dengan seksama hasil rilis tersebut karena angka di atas ekspektasi dapat mendorong ekspektasi bahwa Fed akan menahan pemangkasan suku bunga, sedangkan angka di bawah ekspektasi bisa membuka peluang pemangkasan lebih jauh.