asset coin leftasset coin right
📩 Stay Ahead in Crypto!🔥
Get expert insights & alerts straight to your inbox — join our newsletter now!
Dark Mode
BTCUSDT90,340.0+2569.06 ( +2.93% )
ELXUSDT0.00511-0.00179 ( -25.94% )
ETHUSDT3,049.82+108.9 ( +3.7% )
IAGUSDT0.1287+0.0667 ( +107.58% )
ONTUSDT0.0623+0.0001 ( +0.16% )
SOLUSDT129.0+4.82 ( +3.88% )
TOKENUSDT0.007562+0.004816 ( +175.38% )
XAUTUSDT4,520.4-23.17 ( -0.51% )
XRPUSDT1.9146+0.0397 ( +2.12% )
Powered by
News

Statistik Mencatat Bitcoin Melonjak 27 Ribu Persen Sejak 2015 Ungguli Emas dan Perak

User
December 29, 2025 | 09:37 WIB
User
UpdatedBenny Hawe
December 29, 2025 | 09:37 WIB
Statistik Mencatat Bitcoin Melonjak 27 Ribu Persen Sejak 2015 Ungguli Emas dan Perak

Kinerja Bitcoin sejak 2015 tercatat melesat tajam dan jauh melampaui aset lindung nilai tradisional seperti emas dan perak. Analis pasar Adam Livingston mencatat bahwa harga Bitcoin telah naik sekitar 27.701 persen dalam kurun waktu satu dekade terakhir, menempatkannya sebagai salah satu aset dengan performa terbaik secara historis.

Sebagai perbandingan, perak hanya mencatatkan kenaikan sekitar 405 persen dalam periode yang sama, sementara emas naik sekitar 283 persen. Selisih kinerja yang signifikan ini menegaskan perubahan lanskap investasi global, di mana aset digital mulai dipandang sebagai alternatif serius terhadap instrumen safe haven konvensional.

Menurut Livingston, lonjakan harga Bitcoin didorong oleh kombinasi faktor struktural, mulai dari pasokan yang terbatas, meningkatnya adopsi global, hingga masuknya investor institusional dalam beberapa tahun terakhir. Narasi Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian makroekonomi juga dinilai berperan besar dalam mendorong minat jangka panjang terhadap aset ini.

Di sisi lain, emas dan perak tetap mempertahankan perannya sebagai aset defensif, namun pertumbuhan nilainya relatif lebih moderat dibandingkan Bitcoin. Hal ini mencerminkan perbedaan karakter antara aset tradisional yang telah mapan dengan aset digital yang masih berada dalam fase adopsi dan ekspansi.

Data kinerja jangka panjang ini kembali memicu perdebatan di kalangan investor mengenai komposisi portofolio optimal, khususnya antara aset konvensional dan kripto. Meski volatilitas Bitcoin masih menjadi perhatian utama, performa historisnya sejak 2015 menunjukkan potensi imbal hasil yang secara signifikan melampaui logam mulia.

Copiedbagikan