Platform decentralized finance (DeFi) GMX (@GMX_IO) menjadi target peretasan besar-besaran, dengan kerugian diperkirakan mencapai $42 juta. Peretas telah berhasil mentransfer $9,65 juta dari dana yang dicuri ke jaringan Ethereum dan mengonversinya menjadi aset seperti DAI dan ETH, menimbulkan kekhawatiran di komunitas kripto.
Laporan akun X @lookonchain menyertakan tangkapan layar dompet peretas, yang menunjukkan portofolio beragam termasuk 10,548,626.3042 Legacy Frax Dollar ($10,442,181), 9,751,811.582 USD ($9,750,836), 1,343,601.9916 USD₡ ($1,343,696), 1,338,385.1379 DAI ($1,338,385), 187,343.4276 USDC (Bridged) ($187,324.70), 65,479.2414 UNI ($33,434.43), 23,800.2093 LINK ($334,987.77), 3,205.4992 WETH ($8,516,146), dan 88.1734 WBTC ($9,635,584). Total nilai aset dalam dompet tersebut mencapai $42,080,656, menegaskan skala serangan ini.
Detail Peretasan
Menurut analisis awal, peretas memanfaatkan kerentanan dalam sistem GMX, sebuah platform yang memungkinkan perdagangan perpetual dan pengelolaan likuiditas di blockchain. Dana yang dicuri awalnya berpindah melalui jembatan lintas rantai (cross-chain bridge) sebelum sebagian dikonversi ke aset yang lebih likuid seperti DAI dan ETH. Langkah ini menunjukkan upaya peretas untuk menyamarkan jejak dan mempersiapkan dana untuk dicairkan atau dipindahkan lebih lanjut.
Dampak dan Tanggapan
Peretasan ini menambah daftar panjang insiden keamanan di sektor DeFi pada 2025, di mana pelaku kejahatan memanfaatkan kelemahan smart contract dan private key. Menurut data historis, serangan semacam ini sering kali melibatkan akses tidak sah ke kunci multisig, sebagaimana diuraikan dalam laporan Immunefi pada 2023 yang relevan hingga kini. GMX belum merilis pernyataan resmi terkait insiden ini, tetapi komunitas mengharapkan investigasi mendalam dan langkah mitigasi.
Insiden ini menyoroti kerentanan jembatan lintas rantai, yang sering kali menyimpan nilai besar untuk memastikan likuiditas. Dengan peretas yang semakin canggih, komunitas kripto didesak untuk meningkatkan audit keamanan dan praktik pencegahan, termasuk penggunaan bounty bug seperti yang ditawarkan oleh platform seperti Immunefi.