Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pada hari Senin (20/10) bahwa ia akan memperpanjang penerapan "tarif besar" terhadap India jika negara tersebut tidak segera menghentikan pembelian minyak dari Rusia. Trump menyatakan bahwa ia telah berbicara dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, yang menurutnya menjanjikan untuk menghentikan impor minyak Rusia.
Namun, ia memperingatkan bahwa jika janji tersebut tidak ditepati, India akan terus dikenakan tarif tambahan yang signifikan. Langkah ini merupakan kelanjutan dari kebijakan tarif sebelumnya, di mana AS telah memberlakukan tarif sebesar 50% pada barang-barang India sebagai respons terhadap pembelian minyak Rusia yang meningkat sejak konflik Ukraina.
Sejumlah pengamat mencatat bahwa kebijakan ini dirancang untuk menekan negara-negara yang mendukung ekonomi Rusia, meskipun India telah membela keputusannya dengan alasan kebutuhan energi dan stabilitas ekonomi domestik. Pasar keuangan bereaksi campur aduk, dengan beberapa analis memprediksi bahwa ancaman tarif ini dapat memengaruhi hubungan dagang bilateral dan stabilitas harga minyak global.