×
📩 Stay Ahead in Crypto!🔥
Get expert insights & alerts straight to your inbox — join our newsletter now!
Dark Mode
BTCUSDT113,583.0-217.36 ( -0.19% )
ETHUSDT4,215.18+18.8 ( +0.45% )
HYPEUSDT41.56-1.01 ( -2.37% )
KASUSDT0.08504-0.00063 ( -0.74% )
PENGUUSDT0.029769-0.001199 ( -3.87% )
PEPEUSDT0.00001031-0.00000011 ( -1.06% )
SOLUSDT181.84+3.3 ( +1.85% )
TRXUSDT0.349+0.002 ( +0.58% )
XRPUSDT2.8859-0.0561 ( -1.91% )
Powered by
News - Breaking News

Trump Jatuhkan Tarif Tambahan 25% ke India Akibat Impor Minyak Rusia

August 6, 2025 | 21:25 WIB
Copiedbagikan
Trump Jatuhkan Tarif Tambahan 25% ke India Akibat Impor Minyak Rusia

Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump menandatangani Executive Order yang memberlakukan tarif tambahan sebesar 25% terhadap seluruh impor barang dari India. Kebijakan ini diambil sebagai respons atas keputusan India yang terus membeli minyak dari Rusia, meski di tengah sanksi internasional yang sedang berlangsung.

Dalam perintah eksekutif yang dirilis pada Rabu (6/8), Trump menegaskan bahwa pembelian minyak Rusia oleh India, baik secara langsung maupun tidak langsung, memperpanjang keadaan darurat nasional yang ditetapkan sejak invasi Rusia ke Ukraina.

“Impor minyak dari Rusia oleh India telah menjadi bagian dari ancaman luar biasa terhadap keamanan nasional dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat,” tulis Trump dalam dokumen resmi tersebut.

Tarif baru ini akan mulai berlaku 21 hari sejak tanggal penandatanganan, dan akan dikenakan terhadap seluruh barang asal India yang masuk ke wilayah pabean AS, kecuali untuk kargo yang telah berada dalam pelayaran sebelum tenggat waktu.

Trump juga memperingatkan bahwa tarif ini dapat dimodifikasi jika India membalas kebijakan tersebut, atau jika terjadi perubahan signifikan dalam posisi Rusia maupun negara lain yang terdampak.

Langkah ini mempertegas posisi agresif Gedung Putih terhadap negara-negara yang masih menjalin hubungan energi aktif dengan Rusia, dan menjadi sinyal keras kepada pasar global terkait arah kebijakan dagang pemerintahan Trump jika kembali menjabat.

India, salah satu mitra dagang utama AS dan pembeli minyak Rusia dalam volume besar dengan diskon, belum mengeluarkan tanggapan resmi terhadap langkah ini.