Pemerintah Uni Emirat Arab (UAE) melalui Insurance Capital Platform (ICP), Securities and Commodities Authority (SCA), dan Virtual Assets Regulatory Authority (VARA) mengeluarkan pernyataan resmi yang membantah laporan tentang pemberian Visa Emas untuk investor mata uang digital. Pernyataan ini dirilis untuk mengklarifikasi rumor yang beredar luas di media sosial dan platform online, termasuk laporan awal yang mengklaim adanya program Visa Emas berbasis staking Toncoin (TON).
Menurut pernyataan resmi yang dikutip oleh akun X @WuBlockchain, otoritas terkait menegaskan bahwa tidak ada kebijakan yang mengikat Visa Emas atau Golden Visa dengan investasi dalam aset digital, termasuk program yang disebut-sebut melibatkan staking TON senilai $100.000 ditambah biaya pemrosesan $35.000, seperti yang sebelumnya dilaporkan pada 6 Juli 2025. Laporan awal tersebut, yang juga menyebutkan keterlibatan CEO TON Foundation Max Crown dan pendiri Telegram Pavel Durov, kini dianggap tidak berdasar.
Pada hari yang sama, sebuah postingan dari @WuBlockchain mengutip situs resmi Toncoin yang mengklaim kemitraan dengan UAE untuk menawarkan Visa Emas 10 tahun bagi pengguna yang melakukan staking TON. Namun, pernyataan bersama dari ICP, SCA, dan VARA dengan tegas membantah keabsahan kabar tersebut. "Laporan yang beredar adalah salah dan tidak mencerminkan kebijakan resmi pemerintah UAE," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Golden Visa UAE, yang biasanya diberikan kepada investor, pengusaha, ilmuwan, dan talenta luar biasa, mensyaratkan investasi minimum seperti pembelian properti senilai $540.000 atau deposito tetap yang tidak dapat dikembalikan, sesuai dengan pedoman resmi pemerintah UAE. Program ini dirancang untuk menarik talenta global dan investor, namun tidak pernah disebutkan melibatkan aset digital sebelum laporan yang kini dibantah ini.
Hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan resmi dari Toncoin atau pihak terkait lainnya mengenai langkah selanjutnya.