×
📩 Stay Ahead in Crypto!🔥
Get expert insights & alerts straight to your inbox — join our newsletter now!
Dark Mode
BTCUSDT112,590.0-1383.64 ( -1.21% )
ETHUSDT4,228.08-77.59 ( -1.8% )
HYPEUSDT40.86-1.07 ( -2.55% )
KASUSDT0.08553-0.00112 ( -1.29% )
NLKUSDT0.00349-0.000762 ( -17.92% )
PENGUUSDT0.030214-0.000268 ( -0.88% )
PEPEUSDT0.00001026-0.00000025 ( -2.38% )
SOLUSDT181.12-2.95 ( -1.6% )
XRPUSDT2.8985-0.0233 ( -0.8% )
Powered by
News

Visa Incar Peluang di Era Stablecoin Dengan Target Pasar Senilai $2 Triliun

August 13, 2025 | 08:57 WIB
Copiedbagikan
Visa Incar Peluang di Era Stablecoin Dengan Target Pasar Senilai $2 Triliun

Visa Inc., raksasa pembayaran global yang mengelola transaksi triliunan dolar setiap tahun, kini menghadapi tantangan baru dengan munculnya stablecoin sebagai alternatif pembayaran yang lebih cepat dan murah. Namun, perusahaan ini justru melihat peluang besar untuk memperluas pasarnya, bukan ancaman, melalui kehadiran stablecoin.

Cuy Sheffield, kepala divisi kripto Visa, mengungkapkan bahwa stablecoin hanyalah "mekanisme lain untuk pertukaran nilai." Dalam wawancara di kantor Visa di San Francisco, Sheffield menyatakan bahwa stablecoin dapat "memperluas pasar yang dapat kami jangkau secara signifikan." Timnya telah memperluas bisnis penyelesaian stablecoin, menjalin kemitraan dengan bank besar untuk menerbitkan token, dan menandatangani kesepakatan dengan perusahaan fintech di seluruh dunia.

Menurut laporan DeFiLlama, pasar stablecoin telah tumbuh 62% dalam setahun terakhir, mencapai nilai hampir $269 miliar, dan diperkirakan bisa melonjak hingga $2 triliun dalam tiga tahun ke depan, menurut Standard Chartered Bank. Meski begitu, transaksi harian stablecoin saat ini hanya sekitar $30 miliar, kurang dari 1% dari total aliran uang global, berdasarkan laporan McKinsey & Co.

Banyak analis setuju bahwa stablecoin bukan ancaman langsung bagi Visa. Richard Crone, CEO Crone Consulting LLC, menyebut ini sebagai "peluang besar" bagi Visa untuk memberdayakan platform stablecoin dengan kemampuan pembayaran. Sementara Matt Higginson, yang memimpin inisiatif blockchain McKinsey secara global, menyatakan bahwa stablecoin tidak akan mengganggu jaringan kartu se signifikan yang diperkirakan. "Visa melihat peluang untuk menciptakan jaringan pembayaran yang lebih baik," ujarnya.

Visa tetap menjadi pemain dominan meski menghadapi tantangan, seperti tekanan regulasi untuk menurunkan biaya transaksi kartu. Saham perusahaan ini naik 30% dalam setahun terakhir, dengan pendapatan kuartal ketiga tumbuh 14% menjadi $10,2 miliar. Meski begitu, persaingan diperkirakan akan meningkat seiring regulasi yang lebih jelas dan ekspansi bisnis stablecoin oleh perusahaan seperti PayPal dan Stripe, yang juga bekerja sama dengan Visa. Di AS, pengesahan Genius Act berpotensi mempercepat aktivitas lembaga keuangan di sektor ini.

Visa sendiri tengah menjajaki strategi stablecoin dengan mitra perbankan dan tidak menutup kemungkinan untuk meluncurkan stablecoin sendiri di masa depan, menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut. Dengan memanfaatkan infrastruktur yang ada, Visa berupaya menjadi jembatan yang membawa stablecoin ke arus utama bagi pedagang dan konsumen.

Recommended for You