asset coin leftasset coin right
📩 Stay Ahead in Crypto!🔥
Get expert insights & alerts straight to your inbox — join our newsletter now!
Dark Mode
ALCXUSDT15.61+8.93 ( +133.68% )
ASTERUSDT1.08+0.035 ( +3.35% )
BTCUSDT103,051.0+1266.2 ( +1.24% )
DASHUSDT104.24-14.15 ( -11.95% )
ETHUSDT3,375.54+57.34 ( +1.73% )
HYPEUSDT39.63-0.7 ( -1.74% )
JELLYJELLYUSDT0.18505-0.0383 ( -17.15% )
SOLUSDT158.66+2.98 ( +1.91% )
XRPUSDT2.3228+0.083 ( +3.71% )
Powered by
News

12 Negara Dukung Penambangan Bitcoin Pakai Dana Pemerintah

User
November 6, 2025 | 12:37 WIB
User
UpdatedBenny Hawe
November 6, 2025 | 12:37 WIB
12 Negara Dukung Penambangan Bitcoin Pakai Dana Pemerintah

Jumlah negara yang mensponsori penambangan Bitcoin (BTC) menggunakan sumber daya pemerintah terus meningkat pesat. Berdasarkan data terbaru dari VanEck, kini tercatat 12 negara yang secara aktif mendukung aktivitas mining dengan fasilitas atau subsidi negara—dengan Jepang menjadi anggota terbaru pada tahun 2025.

Pada 2020, hanya Bhutan dan Iran yang terlibat dalam penambangan Bitcoin berskala nasional. Namun, daftar ini berkembang cepat: El Salvador dan Uni Emirat Arab (UAE) bergabung pada 2021, diikuti oleh Oman pada 2022. Tahun 2023 menambah Ethiopia dan Argentina, sementara Kenya menyusul pada 2024. Kini, pada 2025, Jepang resmi bergabung melalui inisiatif Tokyo Electric Power Company (TEPCO) yang memanfaatkan energi terbarukan surplus untuk mendukung proyek penambangan kripto.

VanEck menyebut bahwa beberapa negara lain, termasuk Rusia dan Prancis, tengah dipertimbangkan sebagai peserta potensial dalam program serupa. Lonjakan dukungan pemerintah terhadap mining ini mencerminkan pergeseran strategi energi dan ekonomi global, di mana banyak negara mulai melihat Bitcoin sebagai instrumen diversifikasi ekonomi serta sarana optimalisasi pemanfaatan energi berlebih.

Beberapa proyek mining yang disponsori pemerintah memanfaatkan sumber daya hidroelektrik, tenaga surya, hingga bahan bakar fosil, tergantung pada profil energi masing-masing negara. Meski demikian, VanEck belum merilis analisis tambahan mengenai dampak ekonomi dan lingkungan dari tren peningkatan keterlibatan negara dalam penambangan aset digital ini.

Copiedbagikan