×
📩 Stay Ahead in Crypto!🔥
Get expert insights & alerts straight to your inbox — join our newsletter now!
Dark Mode
BTCUSDT116,635.0-1002.27 ( -0.85% )
ETHUSDT4,348.01-119.37 ( -2.67% )
HYPEUSDT43.8-2.6 ( -5.6% )
KASUSDT0.08832-0.00278 ( -3.05% )
PENGUUSDT0.031405-0.001371 ( -4.18% )
PEPEUSDT0.00001075-0.00000037 ( -3.33% )
SOLUSDT183.31-7.83 ( -4.1% )
SUIUSDT3.6319-0.1452 ( -3.84% )
XRPUSDT3.0902-0.0027 ( -0.09% )
Powered by
News

Alamat Ethereum yang "Tidur" Selama 10 Tahun Kembali Aktif, Berisi 334 ETH Senilai Rp23,5 Miliar

August 17, 2025 | 13:50 WIB
Copiedbagikan
Alamat Ethereum yang "Tidur" Selama 10 Tahun Kembali Aktif, Berisi 334 ETH Senilai Rp23,5 Miliar

Dunia kripto kembali dihebohkan dengan aktivasi sebuah alamat Ethereum (ETH) yang telah "dormant" selama lebih dari satu dekade. Alamat tersebut menyimpan 334 ETH, yang saat ini bernilai sekitar 1,5 juta dolar AS atau setara Rp23,5 miliar (dengan asumsi kurs Rp15.700 per dolar AS). Awalnya, nilai aset ini hanya sekitar 103 dolar AS pada tahun 2015, menjadikan pemiliknya kini meraup keuntungan luar biasa akibat kenaikan harga ETH. 

Alamat ini, yang berasal dari era pra-penambangan (pre-mine) Ethereum, baru saja aktif kembali setelah 10,1 tahun tidak tersentuh. Transaksi tersebut terekam pada pukul 01:45 UTC, dengan biaya transaksi sekecil 0,000032 ETH. Harga ETH saat ini dilaporkan mencapai 4.482,46 dolar AS per koin, menurut data dari situs Whale Alert. 

Aktivasi alamat ini langsung memicu berbagai spekulasi di kalangan penggemar kripto. Banyak yang menduga pemiliknya mungkin baru menemukan kembali dompet digitalnya yang lama terlupa, ada juga yang melihat ini sebagai tanda potensial pergerakan besar. Sebagai "crypto whale" (pemegang besar kripto), pergerakan 334 ETH ini dapat memengaruhi volatilitas pasar, terutama jika dijual massal. 

Data dari TradingView News pada Maret 2025 silam menyebutkan bahwa aktivasi alamat pra-penambangan sebelumnya juga memicu perhatian serupa, dengan nilai aset mencapai 3,7 juta dolar AS saat itu. Komunitas saat ini tengah memantau jejak on-chain untuk melihat apakah ini sekadar manajemen aset atau langkah menuju penjualan besar-besaran. 

Ethereum, yang diluncurkan pada 2015, membagikan jutaan token pra-penambangan kepada investor ICO awal, kontributor proyek, dan organisasi nirlaba. Namun, hal ini sempat menuai kontroversi karena dianggap kurang adil dibandingkan peluncuran Bitcoin. Aktivasi alamat lama seperti ini jarang terjadi dan sering menjadi sorotan karena menggambarkan potensi keuntungan luar biasa dari investasi jangka panjang di kripto.