asset coin leftasset coin right
📩 Stay Ahead in Crypto!🔥
Get expert insights & alerts straight to your inbox — join our newsletter now!
Dark Mode
ASTERUSDT0.948-0.033 ( -3.36% )
BTCUSDT89,211.5-366.37 ( -0.41% )
ETHUSDT3,039.0+1.97 ( +0.07% )
HYPEUSDT29.85-0.95 ( -3.08% )
LUNCUSDT0.00005617-0.00001035 ( -15.56% )
PENGUUSDT0.011778+0.001145 ( +10.77% )
SOLUSDT132.35-0.74 ( -0.56% )
WINUSDT0.00004824+0.00001626 ( +50.84% )
XRPUSDT2.0342+0.0063 ( +0.31% )
Powered by
Breaking News

Bitcoin Catat Kinerja Terburuk Sejak 2022, Anjlok 23% Sepanjang November

User
November 21, 2025 | 19:02 WIB
User
UpdatedBenny Hawe
November 21, 2025 | 19:02 WIB
Bitcoin Catat Kinerja Terburuk Sejak 2022, Anjlok 23% Sepanjang November

Bitcoin berada di jalur menuju performa bulanan terburuk sejak runtuhnya industri kripto pada 2022. Menurut data Bloomberg, harga Bitcoin telah turun sekitar 23 persen sepanjang November, penurunan bulanan terbesar sejak Juni 2022 ketika krisis TerraUSD memicu gelombang kehancuran perusahaan kripto global.

Pada perdagangan Jumat, Bitcoin sempat merosot hingga 6,4 persen ke level USD 81.629 sebelum memangkas sebagian kerugian, dan diperdagangkan di kisaran USD 84.166 pada pukul 07.42 waktu London. Ether juga turut melemah hingga 7,6 persen, turun di bawah USD 2.700.

Meski didukung kebijakan pro-kripto dari pemerintahan AS di bawah Presiden Donald Trump dan meningkatnya adopsi institusional, Bitcoin telah anjlok lebih dari 30 persen dari rekor tertinggi yang dicapai pada awal Oktober. Anjloknya harga ini mengikuti gelombang likuidasi besar pada 10 Oktober yang menghapus USD 19 miliar dari posisi leveraged dan menyusutkan total kapitalisasi pasar kripto sekitar USD 1,5 triliun.

Tekanan jual semakin intensif dalam 24 jam terakhir, dengan tambahan USD 2 miliar posisi leverage dilikuidasi berdasarkan data CoinGlass. Sementara itu, minat institusi terlihat melemah. 12 ETF Bitcoin yang terdaftar di AS mengalami arus keluar hingga USD 903 juta pada Kamis, mencatatkan hari penebusan terbesar kedua sejak pertama kali meluncur pada Januari 2024. Open interest di kontrak perpetual futures juga turun 35 persen dari puncaknya di Oktober.

Sentimen pasar yang memburuk turut dipengaruhi kondisi makro. Pasar saham AS yang sebelumnya menguat karena optimisme terhadap sektor AI setelah laporan pendapatan Nvidia, kini kembali melemah akibat kekhawatiran valuasi yang terlalu tinggi dan ketidakpastian pemangkasan suku bunga Federal Reserve.

Manajer portofolio Apollo Crypto, Pratik Kala, mengatakan bahwa pasar tengah menghadapi tekanan dari “penjual paksa” dan belum jelas seberapa dalam tekanan ini akan berlanjut. Analis IG Australia Tony Sycamore menambahkan bahwa pasar kemungkinan tengah “menguji ambang rasa sakit Strategy Inc.,” perusahaan milik Michael Saylor yang memiliki cadangan Bitcoin terbesar di antara perusahaan publik. Jika harga terus mendekati titik impas perusahaan, margin call terhadap posisi BTC berleverage dapat terpicu. Saham Strategy dilaporkan turun 5 persen pada Kamis.

Copiedbagikan