


Bitmine resmi menguasai sekitar 3,2 persen dari total pasokan Ethereum global dengan nilai kepemilikan mencapai sekitar Rp199 triliun atau setara $12 miliar. Total Ethereum yang dikuasai perusahaan tersebut tercatat sekitar 3,86 juta ETH, menempatkan Bitmine sebagai salah satu pemegang Ethereum terbesar di dunia.
Langkah akumulasi berskala besar ini terjadi di tengah meningkatnya minat institusional terhadap Ethereum sebagai infrastruktur utama blockchain, khususnya untuk smart contract, decentralized finance, dan tokenisasi aset dunia nyata. Konsentrasi kepemilikan oleh entitas besar dinilai mencerminkan perubahan persepsi pasar terhadap Ethereum dari sekadar aset spekulatif menjadi aset strategis jangka panjang.
Managing Partner Fundstrat Global Advisors, Tom Lee, menilai akumulasi Ethereum oleh institusi besar sebagai sinyal penting bagi pasar. Menurutnya, arus modal institusional menunjukkan bahwa Ethereum semakin dipandang sebagai tulang punggung ekosistem keuangan digital. Lee sebelumnya menyatakan bahwa Ethereum berada pada posisi strategis untuk menangkap pertumbuhan tokenisasi dan adopsi blockchain di sektor keuangan global.
Lee juga menekankan bahwa keterbatasan suplai likuid Ethereum, dikombinasikan dengan meningkatnya permintaan institusional, berpotensi menciptakan tekanan naik pada harga dalam jangka menengah hingga panjang. Struktur proof of stake Ethereum yang memungkinkan staking dinilai turut memperketat suplai yang beredar di pasar.
Di sisi lain, kepemilikan Ethereum dalam jumlah besar oleh satu entitas memunculkan diskusi mengenai dampaknya terhadap likuiditas dan desentralisasi jaringan. Namun, mekanisme validasi Ethereum yang tersebar luas dinilai masih menjaga keseimbangan ekosistem, meski konsentrasi aset terus meningkat.
Akuisisi Bitmine ini memperkuat tren global di mana perusahaan dan investor institusional mulai menjadikan Ethereum sebagai bagian inti dari strategi aset digital mereka, sejalan dengan pandangan Tom Lee bahwa Ethereum berpotensi menjadi infrastruktur finansial utama di era tokenisasi.