


Tether, penerbit stablecoin terbesar di dunia kembali tunjukan dominasi finansial perusahaannya dengan melakukan akumulasi emas secara agresif. Data terbaru yang dirilis oleh Financial Times (bersumber dari Jefferies dan World Gold Council) melaporkan bahwa pada kuartal ketiga Q3 2025, Tether membeli lebih banyak emas fisik dibandingkan bank sentral negara mana pun di dunia.
​Grafik data menunjukkan bahwa Tether memborong total 26 ton emas dalam periode tersebut. Angka ini menempatkan perusahaan kripto tersebut di posisi teratas daftar pembeli emas global, mengungguli institusi negara seperti Bank Sentral Kazakhstan (18 ton), Brazil (15 ton), dan Turki (7 ton).
​Bahkan, volume pembelian tunggal yang dilakukan Tether ini melampaui gabungan pembelian dari negara-negara seperti China (berdasarkan data yang dilaporkan), Republik Ceko, dan Ghana. Emas fisik tersebut kemungkinan besar dialokasikan sebagai backing untuk produk token emas XAUt mereka serta dipergunakan untuk memperkuat neraca keuangan perusahaan di tengah ketidakpastian ekonomi makro.
​Selain emas, Tether kini dikonfirmasi memegang sebanyak 87.475 Bitcoin (BTC) dengan valuasi sekitar 7.6 milyar dolar AS atau setara 120 triliun rupiah.
​Kombinasi strategi ini yaitu dengan mengakumulasi emas fisik dan Bitcoin sebagai "emas digital" menempatkan Tether sebagai salah satu institusi whale dengan neraca keuangan paling likuid dan terdiversifikasi di industri aset digital saat ini