OSL Group Limited, bursa kripto pertama yang berlisensi dan terdaftar di Hong Kong, mengumumkan rencana ambisius untuk menggalang dana sebesar 300 juta dolar AS (sekitar Rp 4,8 triliun dengan kurs perkiraan Rp 16.300 per dolar AS) melalui berbagai transaksi saham.
Menurut pernyataan resmi, 50% dari dana yang dihimpun, atau sekitar 150 juta dolar AS (Rp2,34 triliun), akan dialokasikan untuk akuisisi strategis, sementara 30% (90 juta dolar AS atau Rp1,4 triliun) akan digunakan untuk ekspansi bisnis global dan pengembangan lini baru, termasuk rencana pembayaran dan stablecoin. Sisanya, 20% (60 juta dolar AS atau Rp936 miliar), akan dialokasikan untuk keperluan korporasi umum. Rencana ini mencakup penempatan saham existing dan penerbitan saham baru di bawah mandat umum dan spesifik, dengan total pendapatan kotor diperkirakan mencapai HK$2,355.03 miliar (sekitar 300 juta dolar AS).
Langkah ini sejalan dengan strategi OSL untuk memperkuat posisinya sebagai platform terkemuka di pasar aset digital, didukung oleh momentum regulasi global yang mendukung adopsi stablecoin dan pembayaran berbasis kripto. Sebagai bursa yang teregulasi dan terdaftar di Hong Kong Stock Exchange (kode saham: 863), OSL telah menunjukkan pertumbuhan melalui akuisisi sebelumnya, seperti pembelian Banxa di Kanada pada Juni 2025, serta ekspansi ke Australia dan Eropa. Rencana ini juga mencerminkan kepercayaan investor, dengan harga penempatan saham ditetapkan pada HK$14.90 per saham, meskipun mengalami diskon sekitar 15,34% dari harga penutupan sebelumnya.
Namun, analis mencatat bahwa penyelesaian transaksi ini bergantung pada persetujuan pemegang saham independen, terutama untuk bagian transaksi terkait dengan pemegang saham utama yang dianggap sebagai pihak terkait. OSL berencana mengajukan permohonan pencatatan saham baru ke Hong Kong Stock Exchange, dengan target penyelesaian dalam beberapa bulan mendatang. Langkah ini dipandang sebagai katalis potensial untuk pertumbuhan sektor kripto di Asia, terutama di tengah kerangka regulasi stablecoin yang sedang dikembangkan di Hong Kong.