

.png)
.png)

Mt. Gox, pertukaran Bitcoin terbesar di dunia pada masanya yang kolaps pada 2014 akibat peretasan besar, telah memperpanjang tenggat waktu pembayaran kepada kreditornya hingga satu tahun ke depan.
Penundaan ini mengikuti pernyataan dari Nobuaki Kobayashi, trustee rehabilitasi Mt. Gox, yang sebelumnya menetapkan tenggat waktu awal pada Oktober 2024. Keputusan untuk menunda hingga Oktober 2026 disebabkan oleh tantangan verifikasi kreditor dan koordinasi dengan bank serta penyedia layanan transfer, menurut laporan dari Coinlive.me pada 20 Oktober 2025.
Proses ini memengaruhi pemegang Bitcoin (BTC) dan Bitcoin Cash (BCH), dengan estimasi pembayaran yang melibatkan puluhan ribu kreditor yang kehilangan aset senilai miliaran dolar akibat peretasan yang mencuri sekitar 850.000 BTC. Langkah ini memicu reaksi beragam di kalangan komunitas kripto. Beberapa kreditor menyambut kabar ini dengan harapan proses verifikasi dapat diselesaikan dengan lebih teliti, sementara yang lain mengekspresikan frustrasi atas penundaan berulang.
Proses pembayaran, yang semula dijadwalkan selesai pada Oktober 2023 dengan opsi perpanjangan, terus terhambat oleh kompleksitas logistik dan persyaratan hukum di Jepang. Analis pasar memperkirakan bahwa penundaan ini dapat memengaruhi stabilitas pasar BTC dan BCH, meskipun dampaknya kemungkinan akan diminimalkan jika distribusi dilakukan secara bertahap.
Investopedia mencatat bahwa kebangkrutan Mt. Gox pada 2014 memiliki dampak besar pada pasar Bitcoin global, dan proses rehabilitasi ini tetap menjadi perhatian utama bagi komunitas kripto. Hingga saat ini, Kobayashi belum mengeluarkan pernyataan resmi tambahan mengenai jadwal pasti atau langkah-langkah berikutnya. Para kreditor dan pengamat pasar kini menantikan pembaruan lebih lanjut, dengan harapan proses ini dapat segera mencapai penyelesaian setelah lebih dari 11 tahun lamanya.