CEO Ripple, Brad Garlinghouse, mengungkapkan prediksi ambisius bahwa XRP Ledger (XRPL) dapat menangkap hingga 14% likuiditas global yang saat ini dikuasai oleh sistem SWIFT dalam lima tahun ke depan. Pernyataan ini disampaikan di hadapan para pengembang, inovator, pebisnis, dan investor yang hadir dalam acara XRP Ledger Apex 2025 yang diselenggarakan di Singapura.
Garlinghouse menegaskan bahwa fokus utama XRP bukanlah untuk menggantikan sistem pesan SWIFT, melainkan untuk meningkatkan efisiensi likuiditas dalam transaksi lintas batas. "SWIFT saat ini memiliki dua komponen—pesan dan likuiditas. Likuiditas dikuasai oleh bank. Saya lebih memikirkan likuiditas daripada pesan. Jika Anda mampu menggerakkan seluruh likuiditas, itu akan sangat menguntungkan XRP," ujarnya dalam pidato pembuka acara.
Selain itu, Ripple juga mengumumkan peluncuran sidechain yang kompatibel dengan Ethereum Virtual Machine (EVM), sebuah langkah strategis untuk mengintegrasikan ekosistem XRPL dengan kontrak pintar Ethereum dan token ERC-20. Sidechain ini diharapkan dapat memperluas utilitas XRP dan mendorong adopsi lebih luas di kalangan pengembang DeFi (Decentralized Finance) dan komunitas blockchain.
SWIFT, atau Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication, adalah sebuah jaringan pesan keuangan global yang didirikan pada tahun 1973 dan berkantor pusat di Belgia. Organisasi ini dimiliki oleh bank-bank dan institusi keuangan anggotanya, serta menyediakan infrastruktur utama untuk mengirimkan instruksi pembayaran internasional. SWIFT tidak mengelola atau menyimpan dana, melainkan bertindak sebagai jembatan komunikasi yang aman antara bank-bank di lebih dari 200 negara. Sistem ini memproses jutaan pesan per hari, termasuk untuk pembayaran, sekuritas, dan transaksi treasury, dengan standar seperti ISO 20022 yang memastikan data yang konsisten dan terstruktur.
Sebelum adanya SWIFT, transfer dana internasional bergantung pada sistem telex yang lambat dan kurang aman. SWIFT mengatasi masalah ini dengan menyediakan kode identifikasi bank (BIC atau Swift Code) dan protokol keamanan canggih. Meskipun efisien, proses penyelesaian transaksi SWIFT sering memakan waktu hingga beberapa hari karena melibatkan perbankan koresponden dan sistem kliring seperti T2 di Eropa. Dengan pangsa pasar yang dominan—sekitar 44% untuk pesan pembayaran dan 51% untuk sekuritas berdasarkan laporan terbaru—SWIFT tetap menjadi tulang punggung keuangan global, meskipun menghadapi persaingan dari teknologi blockchain seperti yang diusung oleh Ripple.
Pernyataan Garlinghouse mendapat perhatian besar di kalangan komunitas kripto, dengan beberapa analis melihat target 14% sebagai langkah realistis mengingat kecepatan penyelesaian transaksi XRPL yang hanya memakan waktu tiga hingga lima detik, jauh lebih cepat dibandingkan transaksi tradisional SWIFT. Namun, beberapa pihak juga mempertanyakan tantangan regulasi dan adopsi institusional yang masih menjadi hambatan.
Acara Apex 2025, yang diselenggarakan oleh Ripple, menjadi platform untuk merayakan teknologi blockchain dan ekosistem XRP Ledger, menawarkan berbagai sesi, lokakarya, dan kesempatan jaringan bagi para peserta. Peluncuran sidechain EVM dianggap sebagai langkah penting untuk memperkuat posisi XRP di pasar global, terutama di tengah spekulasi tentang integrasi potensial dengan sistem keuangan tradisional seperti SWIFT.