Dua supertanker, Coswisdom Lake dan South Loyalty, yang masing-masing dapat mengangkut sekitar 2 juta barel minyak, berbalik arah di Selat Hormuz setelah serangan udara AS ke Iran. Serangan ini meningkatkan risiko balasan yang dapat mengganggu pelayaran komersial di kawasan tersebut.
Kedua kapal awalnya memasuki selat, namun tiba-tiba berbelok ke selatan, menjauhi Teluk Persia. Perubahan jalur ini menjadi indikasi awal gangguan rute kapal minyak pasca-serangan AS.
Sejak serangan udara Israel pada 13 Juni 2025, gangguan sinyal dan elektronik kapal semakin sering terjadi di Teluk Persia. Pemilik kapal dan pedagang minyak kini memantau eskalasi ketegangan untuk menilai dampaknya terhadap pergerakan kapal dan aliran minyak di wilayah ini.
Menanggapi situasi yang memburuk, Kementerian Perkapalan Yunani mengeluarkan imbauan untuk mengevaluasi ulang pergerakan kapal di Selat Hormuz dan menyarankan kapal berlabuh di pelabuhan aman hingga ketegangan mereda.