asset coin leftasset coin right
📩 Stay Ahead in Crypto!🔥
Get expert insights & alerts straight to your inbox — join our newsletter now!
Dark Mode
ASTERUSDT0.948-0.033 ( -3.36% )
BTCUSDT89,211.5-366.37 ( -0.41% )
ETHUSDT3,039.0+1.97 ( +0.07% )
HYPEUSDT29.85-0.95 ( -3.08% )
LUNCUSDT0.00005617-0.00001035 ( -15.56% )
PENGUUSDT0.011778+0.001145 ( +10.77% )
SOLUSDT132.35-0.74 ( -0.56% )
WINUSDT0.00004824+0.00001626 ( +50.84% )
XRPUSDT2.0342+0.0063 ( +0.31% )
Powered by
News

​IMF Soroti Potensi Risiko Bahaya Tokenisasi Aset

User
December 6, 2025 | 08:27 WIB
User
UpdatedDwi Cahyo
December 6, 2025 | 08:27 WIB
​IMF Soroti Potensi Risiko Bahaya Tokenisasi Aset

​Dana Moneter Internasional (IMF) mengeluarkan peringatan  terkait perkembangan pesat market tokenisasi aset. Peringatan ini disampaikan melalui sebuah video penjelasan yang diunggah di akun X (Twitter) resmi organisasi tersebut pada Sabtu (30/11).

​Dalam video tersebut, IMF menyoroti berbagai potensi bahaya yang mengintai di balik efisiensi teknologi terbaru ini. Meskipun mengakui bahwa tokenisasi dapat membuat transaksi lebih cepat dan murah, IMF menekankan bahwa efisiensi tersebut datang dengan risiko volatilitas ekstrem.

​IMF menjelaskan bahwa mekanisme perdagangan otomatis di market tokenisasi sangat rentan memicu "flash crash" atau penurunan harga drastis dalam hitungan detik. Risiko ini dinilai bisa jauh lebih parah dibandingkan yang terjadi di market keuangan tradisional karena eksekusi instan tanpa jeda.

​Selain itu, dalam video IMF tersebut juga memvisualisasikan bahaya sistemik dari ketergantungan pada smart contract. Rantai kode yang rumit dan saling bertumpuk diibaratkan seperti kartu domino dimana kegagalan pada satu titik dapat memicu reaksi berantai yang meruntuhkan likuiditas market secara luas.

​Menutup penjelasannya di media sosial tersebut, IMF memberikan sinyal keras bahwa regulator global tidak akan tinggal diam. Berkaca pada sejarah evolusi uang, pemerintah diprediksi akan segera melakukan intervensi ketat untuk mengendalikan market yang kini bernilai triliunan dolar tersebut.

Copiedbagikan