Bank Indonesia (BI) terpaksa menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,25% pada hari ini, sebuah langkah yang salah satunya didorong oleh tekanan ekonomi akibat pengumuman Presiden AS Donald Trump yang memberlakukan tarif 19% atas barang dari Indonesia. Penurunan sebesar 25 basis poin ini menandai pemotongan keempat dalam siklus pelonggaran sejak September tahun lalu, sebagai respons langsung terhadap ancaman tarif yang mengguncang stabilitas ekonomi domestik.
Kebijakan tarif 19% yang diumumkan Trump pada Selasa, turun dari ancaman awal 32%, menjadi pemicu utama di balik langkah BI. Perjanjian perdagangan yang belum dikonfirmasi oleh Jakarta ini memungkinkan barang AS masuk tanpa pajak, sementara ekspor Indonesia menghadapi beban tarif baru. Keputusan ini memaksa BI bertindak cepat, dengan 15 dari 33 ekonom dalam survei Bloomberg News yang dilakukan sebelum pengumuman Trump memprediksi pelonggaran ini, meskipun sebagian besar memperkirakan suku bunga akan tetap.
Tekanan dari tarif Trump telah menciptakan ketidakpastian, terutama karena detail perjanjian masih samar. Investor menganggap kesepakatan ini berpotensi menguntungkan aset domestik, tetapi meminta kejelasan lebih lanjut. Akibatnya, BI memilih untuk memotong suku bunga guna melindungi pertumbuhan ekonomi yang kini diproyeksikan hanya 5% tahun ini, turun dari target awal 5,2%.
Stabilitas Rupiah di Uji
Meskipun rupiah menunjukkan stabilitas relatif dengan penguatan terhadap dolar sejak rapat BI terakhir, ancaman tarif Trump telah menciptakan kekhawatiran pasar. Inflasi yang rendah pada Juni, berada di batas bawah kisaran target BI 1,5%-3,5%, memberi ruang bagi bank sentral untuk mengambil langkah ini. Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan keyakinannya pada stabilitas mata uang lokal, yang didukung oleh intervensi bank sentral, imbal hasil menarik, inflasi terkendali, dan prospek pertumbuhan yang masih sehat.
Data Ekonomi Terkini
Langkah ini diambil di tengah tantangan ekonomi domestik:
- Pertumbuhan Kredit : Kredit hanya tumbuh 7,77% pada Juni dibandingkan tahun sebelumnya, di bawah target 8%-11%.
- Proyeksi PDB : Pertumbuhan PDB tahun ini diperkirakan antara 4,6%-5,4%, tidak berubah dari proyeksi sebelumnya, namun tekanan tarif dapat memengaruhi realisasinya.
Implikasi dan Reaksi
Penurunan suku bunga ini mencerminkan upaya darurat BI untuk menangkal dampak negatif tarif Trump, yang diyakini akan meningkatkan impor AS dan mengurangi daya saing ekspor Indonesia. Meskipun keringanan dari ancaman 32% ke 19% memberikan sedikit napas, ketidakpastian pasar tetap tinggi. Investor kini menantikan klarifikasi lebih lanjut dari pemerintah terkait perjanjian perdagangan ini.