Block Inc., perusahaan digital finansial milik Jack Dorsey, resmi bergabung dalam indeks S&P 500 pada hari Rabu, menandai tonggak baru sekaligus menempatkan perusahaan ini di bawah sorotan tajam Wall Street.
Pengumuman ini mendorong lonjakan saham Block sebesar 7% awal pekan ini, memperkecil penurunan 22% yang terjadi sepanjang semester pertama 2025. Namun para analis menekankan bahwa masuknya Block ke indeks tidak menjamin keberhasilan jangka panjang, semua bergantung pada kemampuan eksekusi ambisi besar perusahaan.
Mark Palmer, analis senior di The Benchmark Company, menyebut, “Kenaikan awal memang membantu dari sisi waktu, tapi keberlanjutan akan sangat tergantung pada kemampuan eksekusi.”
Block kini menghadapi tekanan untuk mengubah Cash App dengan 57 juta pengguna aktif dari sekadar aplikasi pembayaran peer-to-peer menjadi platform perbankan lengkap, bersaing langsung dengan Venmo milik PayPal dan Chime. Fokus kini bergeser dari pertumbuhan pengguna ke monetisasi basis pengguna melalui layanan seperti pinjaman.
Sementara itu, Square, unit awal Block yang melayani UMKM sedang berupaya naik kelas dan bersaing dengan Clover dari Fiserv serta Toast Inc. yang fokus pada restoran. Di sisi kripto, Block memperluas adopsi Bitcoin bagi merchant, meluncurkan dompet self-custody Bitkey, dan masuk ke pasar perangkat keras mining melalui Proto.
“Fundamental dua unit utama mereka Cash App dan Square lebih krusial dibanding efek jangka pendek dari masuk ke S&P 500,” kata Adam Frisch dari Evercore ISI. Ia memperkirakan pendapatan rata-rata pengguna Cash App sekitar $110, dibandingkan $245 per pengguna di Chime menciptakan peluang monetisasi besar.
Jack Dorsey, yang dikenal sebagai Bitcoin maximalist, telah lama membangun visi infrastruktur kripto. Block mulai mengakumulasi Bitcoin sejak 2020 dan kini menyimpan 8.584 BTC di neraca, senilai lebih dari $1 miliar. Block bahkan mengalokasikan 10% dari gross profit Bitcoin bulanannya untuk terus membeli BTC strategi khas startup kripto, bukan korporasi publik.
Dengan harga Bitcoin yang mencetak rekor baru, perhatian pasar pun kembali tertuju pada strategi Dorsey. “Jack identik dengan Bitcoin, tapi pasar belum benar-benar memberi apresiasi terhadap langkah awalnya,” ujar Dan Dolev dari Mizuho Securities.
Block pun terus memperluas infrastruktur, termasuk meluncurkan chip dan sistem mining sendiri pada paruh kedua 2025. Targetnya: menantang dominasi Bitmain asal Tiongkok, dan melayani penambang besar maupun kecil.
Namun industri mining dikenal penuh tantangan, harga energi dan kesulitan jaringan naik seiring lonjakan harga BTC, memangkas margin keuntungan. “Terlalu banyak investor yang berpikir sama, itulah masalah utama profitabilitas mining,” ujar Palmer dari Benchmark.
Meski Block juga menggarap proyek eksperimental seperti Goose, sebuah framework open-source untuk AI agent, perhatian investor tetap bertumpu pada kinerja unit utama yaitu Cash App dan Square.
Jika kedua unit ini mampu menunjukkan pertumbuhan solid, barulah pasar akan mulai menghargai strategi Bitcoin Dorsey sebagai visi jangka panjang bukan spekulasi. “Bitcoin, baik dari sisi kepemilikan maupun pendapatan, masih didiskon oleh investor,” ujar Frisch. “Fokus utama pasar saat ini tetap pada unit bisnis inti.”