Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard mengumumkan rencana transformasi Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) yang dikenal sebagai ODNI 2.0. Inisiatif ini mencakup pengurangan staf lebih dari 40% pada akhir tahun fiskal 2025, yang diperkirakan akan menghemat lebih dari $700 juta per tahun untuk wajib pajak. Perubahan ini bertujuan untuk menyesuaikan kembali fokus ODNI pada peran intinya dalam integrasi intelijen, panduan strategis, dan pengawasan atas Komunitas Intelijen.
ODNI didirikan pasca-serangan teroris 11 September 2001 untuk mengkoordinasikan intelijen dari berbagai elemen Komunitas Intelijen (saat ini berjumlah 18) guna menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu bagi Presiden dan pembuat kebijakan. Setelah dua dekade beroperasi, ODNI kini menghadapi evaluasi untuk meningkatkan efisiensinya.
“ODNI telah mengalami perkembangan selama 20 tahun terakhir, dan saat ini tengah menjalani penyesuaian untuk memastikan peran intinya dapat dilaksanakan dengan lebih baik,” kata Tulsi Gabbard. “Perubahan ini diarahkan untuk menyediakan intelijen yang objektif dan mendukung pengambilan keputusan yang tepat oleh Presiden dan pembuat kebijakan.”
Di bawah arahan Presiden Trump, ODNI 2.0 menawarkan pendekatan baru yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan fokus pada misi keamanan nasional. Rencana ini melibatkan penyederhanaan struktur organisasi, penyesuaian personel, dan pengalokasian ulang sumber daya untuk mendukung prioritas intelijen nasional, sekaligus mempertimbangkan kebutuhan transparansi dan akuntabilitas dalam operasionalnya.