Israel melancarkan serangan udara ke markas militer Suriah di Damaskus dan memindahkan lebih banyak pasukan ke perbatasan utara pada Rabu, sebagai langkah pencegahan terhadap serangan yang menargetkan komunitas minoritas Druze di Suriah.
Langkah ini diambil setelah bentrokan mematikan antara kelompok Druze, komunitas Bedouin, dan pasukan Suriah di wilayah Suwayda sejak awal pekan. Menurut Syrian Observatory for Human Rights, hampir 250 orang tewas dalam beberapa hari terakhir, dengan hampir 140 di antaranya merupakan anggota pasukan keamanan Suriah.
Meski kantor berita negara Suriah, SANA, melaporkan adanya kesepakatan gencatan senjata lokal di Suwayda pada Rabu sore, militer Israel tetap melanjutkan serangan di wilayah selatan Suriah.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa militer Israel akan “bertindak untuk menyelamatkan saudara-saudara Druze dan menghabisi geng-geng rezim.” Ia juga meminta warga Druze Israel untuk tidak menyeberang ke Suriah demi keselamatan mereka.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan bahwa Israel dan Suriah tengah menuju “deeskalasi nyata.” Namun ia menambahkan, “Situasinya rumit. Kami terus melakukan komunikasi intensif sepanjang malam dengan kedua pihak.”
Israel menuduh pemerintah baru Suriah di bawah Presiden Ahmed al-Sharaa sebagai dalang kekerasan terhadap kelompok Druze. Israel juga menganggap konsentrasi pasukan Suriah di dekat perbatasan sebagai ancaman keamanan.
Sharaa yang sebelumnya menggulingkan Bashar al-Assad pada Desember lalu, kini tengah berjuang mengendalikan kembali institusi negara, termasuk militer. Ia menyatakan tidak ingin permusuhan dengan Israel, dan bahwa pasukan dikerahkan ke Suwayda untuk menghentikan kekerasan serta menghukum pihak yang bertanggung jawab.
Namun, Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) mengecam serangan udara Israel, menyebutnya sebagai eskalasi yang tidak bertanggung jawab dan berpotensi memperburuk situasi di Suriah.
Israel juga dilaporkan melancarkan serangan drone ke Daraa dan beberapa wilayah lain, sementara pasukan darat telah diposisikan di Suriah sejak kejatuhan Assad, meski hal ini belum dikonfirmasi secara resmi.