

.png)
.png)

Dunia kripto kembali diguncang kabar tragis setelah Roman Novak, seorang miliuner kripto asal Rusia, dan istrinya Ana Novak, ditemukan tewas dengan kondisi dimutilasi di area gurun dekat Dubai. Pasangan ini dilaporkan hilang sejak awal Oktober 2025 setelah menghadiri pertemuan bisnis yang ternyata merupakan jebakan penculikan.
Menurut laporan kepolisian Dubai yang dikonfirmasi oleh otoritas Rusia, pasangan Novak diculik oleh komplotan warga Rusia sendiri setelah upaya pemerasan sebesar US$200.000 gagal dilakukan. Kasus ini kini tengah diselidiki secara gabungan oleh Interpol, Kepolisian Dubai, dan Kementerian Dalam Negeri Rusia.
Kedua korban terakhir terlihat pada 2 Oktober 2025, ketika mereka berangkat menuju pertemuan dengan “investor tidak dikenal” di kawasan pegunungan Hatta, dekat perbatasan Oman. Sang sopir yang mengantar mereka mengatakan bahwa pasangan tersebut berpindah ke mobil lain di lokasi pertemuan sebelum kehilangan kontak sepenuhnya.
Pihak penyidik mengidentifikasi tiga pelaku utama penculikan, semuanya warga negara Rusia, yakni Konstantin Shakht, mantan anggota kepolisian; Yury Sharypov; dan Vladimir Dalekin. Ketiganya kini telah ditangkap dan diekstradisi ke Rusia untuk menjalani proses hukum. Berdasarkan hasil penyelidikan, para pelaku menyewa kendaraan dan lokasi penyekapan khusus untuk menahan pasangan Novak. Ketika rencana pemerasan gagal, mereka diduga membunuh dan memutilasi korban sebelum melarikan diri.
Roman Novak dikenal luas di komunitas kripto Rusia sebagai figur flamboyan dengan gaya hidup mewah. Ia kerap tampil di media sosial dengan mobil sport, jet pribadi, dan pesta eksklusif, serta dikenal memiliki koneksi dengan sejumlah figur terkenal, termasuk Pavel Durov, pendiri Telegram. Namun, di balik citra glamornya, Novak memiliki masa lalu kelam di dunia finansial.
Ia merupakan pendiri proyek Fintopio, platform yang diklaim mampu melakukan transfer kripto super cepat dan menarik investasi besar dari Rusia, Tiongkok, dan Timur Tengah. Proyek tersebut akhirnya runtuh setelah Novak dituduh melarikan diri dengan dana investor sebesar US$500 juta.
Pada tahun 2020, Novak dijatuhi hukuman enam tahun penjara di Rusia atas tuduhan penipuan berskala besar. Namun ia mendapatkan pembebasan bersyarat pada 2023, setelah itu berpindah ke Uni Emirat Arab untuk “memulai kembali kariernya di industri blockchain”.
Kematian brutal pasangan Novak ini menyoroti sisi gelap dunia investasi kripto global — di mana kekayaan cepat, persaingan sengit, dan masa lalu kriminal sering kali bertemu dalam satu garis tipis antara ambisi dan tragedi. Pihak kepolisian Dubai menyatakan bahwa penyelidikan akan terus dilanjutkan untuk menelusuri potensi keterlibatan jaringan internasional dalam kasus ini.