Data terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan konsumsi konsumen di Amerika Serikat (AS) mengalami perlambatan signifikan pada tahun 2025. Menurut laporan dari The Kobeissi Letter, komponen konsumsi pribadi dalam Produk Domestik Bruto (PDB) AS meningkat pada tingkat tahunan sebesar 1,4% pada kuartal kedua (Q2) 2025. Angka ini sedikit di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan 1,5%, dan menandai periode pertumbuhan konsumsi paling lambat dalam dua kuartal sejak masa pandemi 2020.
Berdasarkan data dari Biro Analisis Ekonomi AS (Bureau of Economic Analysis), pertumbuhan konsumsi naik dari 0,5% pada kuartal pertama (Q1) 2025, namun tetap menunjukkan tren penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Grafik yang disertakan dalam postingan menunjukkan bahwa pertumbuhan konsumsi mencapai puncaknya pada 2021 dengan 14,1%, kemudian menurun secara bertahap menjadi 9,5% pada 2021, 4,4% pada 2022, 4,9% pada 2023, dan 3,7%-4,0% pada 2024, sebelum turun ke 1,4% pada 2025 (dengan Q1 2025 hanya 0,5%).
Meskipun ekonomi AS tumbuh sebesar 3,0% pada kuartal kedua, pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh penurunan tajam dalam impor, bukan peningkatan permintaan domestik. Penjualan akhir nyata kepada pembeli domestik swasta, metrik kunci yang diperhatikan oleh Federal Reserve, hanya meningkat 1,2%, menjadikannya tingkat permintaan terlemah sejak kuartal keempat 2022. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS saat ini hanya sekitar 1% jika dikurangi distorsi perdagangan.
Ekonom memprediksi bahwa perlambatan ini dapat berlanjut hingga akhir 2025 dan 2026, terutama jika tarif baru yang diumumkan oleh Presiden Trump (seperti yang dilaporkan oleh The Spectator Index) mulai berdampak pada harga barang impor. Pemerintah AS dan Federal Reserve diperkirakan akan terus memantau situasi ini untuk menentukan langkah kebijakan moneter berikutnya.