BTCUSDT107,871.0-1856.59 ( -1.69% )
ETHUSDT2,517.63-76.88 ( -2.96% )
HYPEUSDT38.31-1.95 ( -4.84% )
MOODENGUSDT0.178-0.0064 ( -3.47% )
PEPEUSDT0.00000965-0.00000064 ( -6.22% )
SOLUSDT148.21-4.28 ( -2.81% )
SONUSDT0.0000402-0.00003227 ( -44.53% )
TRXUSDT0.284-0.0003 ( -0.11% )
XRPUSDT2.2247-0.0585 ( -2.56% )
News
Saling Sindir Donald Trump vs Elon Musk : Soal Subsidi EV dan Ancaman Deportasi
July 2, 2025 | 09:51 WIB
Copied
Saling Sindir Donald Trump vs Elon Musk : Soal Subsidi EV dan Ancaman Deportasi

Perseteruan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan miliarder teknologi Elon Musk kembali memanas, dengan keduanya saling menyindir secara terbuka terkait kebijakan subsidi kendaraan listrik (EV) dan bahkan ancaman deportasi Musk. Konflik ini mencuat setelah Trump mengindikasikan akan mencabut subsidi untuk perusahaan Musk, Tesla dan SpaceX, serta menyebut kemungkinan deportasi bagi Musk, yang lahir di Afrika Selatan. 

Konflik bermula dari perbedaan pandangan tentang kebijakan energi di bawah RUU *One Big Beautiful Bill Act*, agenda domestik Trump untuk masa jabatan keduanya, yang kini sedang dibahas di Senat. Trump, dalam postingan di Truth Social pada 30 Juni 2025, menyatakan bahwa Musk "marah besar" setelah mandat EV dicabut, dengan alasan bahwa kendaraan listrik tidak seharusnya dipaksakan pada semua orang. Trump juga menyinggung bahwa tanpa subsidi pemerintah, Musk mungkin "harus menutup toko dan kembali ke Afrika Selatan," mengacu pada asal-usul Musk.

Sebaliknya, Musk, yang sebelumnya menjadi sekutu politik Trump dan menghabiskan $292 juta untuk mendukung kampanye Republik pada 2024, kini mengkritik RUU tersebut. Pada 29 Juni 2025, Musk melalui X menyerukan pemakzulan Trump dan mengusulkan Wakil Presiden JD Vance sebagai pengganti, memicu reaksi tajam. Mantan strategis Gedung Putih Trump, Steve Bannon, dalam podcast *War Room* pada 5 Juni 2025, bahkan menyebut Musk "ilegal" dan menyerukan deportasinya, meskipun status kewarganegaraan Musk sebagai warga AS alami telah ditegaskan.

Trump, saat ditanya oleh wartawan pada 1 Juli 2025 di Gedung Putih, menjawab ambigu tentang deportasi Musk dengan mengatakan, "Saya tidak tahu, kita akan lihat," sebagaimana dilaporkan *The Guardian*. Musk membalas di X dengan nada bercanda namun menantang, "Sangat menggoda untuk meng escalation ini. Sangat, sangat menggoda. Tapi saya akan menahan diri untuk saat ini." Trump juga menyebut kemungkinan memotong kontrak pemerintah senilai miliaran dolar untuk SpaceX dan mengarahkan *Department of Government Efficiency* (DOGE), yang pernah dipimpin Musk hingga Mei 2025, untuk "memakan" Musk sendiri.

Menurut CBS News, penghentian subsidi EV dapat menghilangkan hingga $1,2 miliar dari pendapatan Tesla, sementara kontrak SpaceX yang bergantung pada pemerintah untuk program pertahanan dan antariksa juga terancam. Saham Tesla turun pada 30 Juni dan 1 Juli 2025, mencerminkan ketidakpastian pasar akibat perselisihan ini.