

.png)
.png)

Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) melalui Crypto Task Force menjadwalkan sebuah roundtable penting yang berfokus pada isu privasi dan pengawasan keuangan pada 15 Desember mendatang. Agenda ini muncul di tengah meningkatnya perhatian industri kripto terhadap hak privasi, menyusul serangkaian kasus hukum yang melibatkan pengembang perangkat lunak open-source dan layanan privasi.
Menurut keterangan SEC, diskusi tersebut akan mempertemukan eksekutif industri kripto, pakar privasi, serta pejabat regulator untuk membahas titik gesekan yang muncul antara kebutuhan pengawasan keuangan dan perlindungan privasi pengguna. Seperti roundtable SEC sebelumnya, forum ini tidak akan menghasilkan proposal kebijakan langsung, namun bertujuan memetakan masalah dan pendekatan potensial yang dapat menjadi dasar diskusi regulasi di masa depan.
Isu privasi kembali menjadi sorotan setelah sejumlah peristiwa besar dalam beberapa bulan terakhir, termasuk putusan bersalah sebagian dalam persidangan pengembang Tornado Cash Roman Storm pada Juni, vonis untuk pengembang Samourai Wallet pada November, serta reli harga token privasi yang meningkat tajam dalam dua bulan terakhir. Aktivis kebebasan sipil menilai perkembangan ini sebagai tanda bahwa regulasi Amerika Serikat semakin agresif terhadap teknologi yang dirancang untuk menjaga kerahasiaan transaksi.
“Para otoritarian berkembang saat masyarakat tidak memiliki privasi. Ketika pihak yang berwenang mulai bermusuhan terhadap perlindungan privasi, itu adalah sinyal bahaya,” ujar Naomi Brockwell, pendiri Ludlow Institute yang memperjuangkan kebebasan digital melalui teknologi.
Sejumlah pakar hukum memperingatkan bahwa kasus Roman Storm dan Samourai Wallet telah menciptakan preseden berbahaya, di mana pengembang open-source dihukum karena pembuatan protokol non-kustodial yang memberi kontrol penuh kepada pengguna, bukan kepada pengembang. Kritikus menilai pendekatan ini dapat menghambat inovasi dan membuat para pengembang ragu menciptakan solusi privasi.
Jurnalis sekaligus advokat kripto Lola Leetz menyamakan tuduhan terhadap pengembang Samourai Wallet dengan “menyalahkan produsen mobil seperti Toyota karena kendaraan mereka digunakan oleh penjahat.” Ia menegaskan bahwa pencipta alat tidak bisa dimintai pertanggungjawaban atas tindakan pihak ketiga.
Di sisi lain, Kementerian Kehakiman AS melalui pejabat sementara Asisten Jaksa Agung Matthew Galeotti menyatakan pada Agustus bahwa departemen tersebut tidak akan lagi menuntut pengembang open-source hanya karena menulis kode tanpa niat jahat. Galeotti menegaskan bahwa penulisan kode bukanlah kejahatan, dan penegakan hukum tidak boleh digunakan sebagai alat pembentuk kebijakan.
Diskusi publik SEC pada Desember mendatang diperkirakan menjadi salah satu momen penting bagi masa depan regulasi privasi di Amerika Serikat, sekaligus ujian bagi keseimbangan antara pengawasan keuangan dan kebebasan teknologi yang menjadi akar filosofi awal ekosistem kripto.