

.png)
.png)

Senat Amerika Serikat resmi menyetujui rancangan undang-undang (RUU) untuk mengakhiri pemadaman pemerintah (government shutdown) yang telah berlangsung sejak 1 Oktober 2025 dan menjadi yang terpanjang dalam sejarah AS, menembus lebih dari 40 hari.
RUU kompromi ini disetujui lewat pemungutan suara yang menghasilkan 60 dukungan senator, terdiri dari hampir seluruh anggota Republik dan delapan Demokrat moderat, termasuk beberapa yang akan segera pensiun. Berdasarkan laporan The Guardian, RUU tersebut mencakup perpanjangan pendanaan sementara hingga Januari 2026 serta komitmen untuk mempekerjakan kembali pegawai pemerintah yang sebelumnya diberhentikan sementara.
Langkah selanjutnya, RUU ini akan dikirim ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS sebelum akhirnya membutuhkan tanda tangan Presiden Donald Trump untuk resmi diberlakukan.
Pemimpin mayoritas Senat dari Partai Republik, John Thune, mengatakan bahwa keputusan ini diharapkan menjadi langkah akhir untuk menutup krisis berkepanjangan yang menimbulkan ketidakpastian nasional. “Sudah waktunya memulihkan stabilitas bagi rakyat Amerika,” ujarnya dalam konferensi pers.
Pemadaman ini telah berdampak besar pada perekonomian AS, dengan sekitar 750.000 pegawai sipil dirumahkan setiap hari dan kerugian ekonomi mingguan mencapai US$1 miliar akibat penutupan berbagai situs wisata nasional, menurut Federal News Network.
Sementara itu, reaksi publik di media sosial tampak terbelah. Sebagian warganet menyebut keputusan ini sebagai “kelegaan besar” setelah lebih dari sebulan penuh ketidakpastian, sementara yang lain mengkritik potensi dampak kebijakan kompromi ini terhadap subsidi asuransi kesehatan dan anggaran kesejahteraan sosial.
Apabila disetujui DPR dan ditandatangani Presiden, operasional penuh pemerintah federal diperkirakan dapat pulih dalam beberapa hari mendatang, menandai berakhirnya salah satu babak paling rumit dalam dinamika politik AS modern.