Tesla Inc. mengumumkan dalam laporan pendapatan kuartal kedua (Q2) 2025 bahwa perusahaan tidak menjual satupun dari kepemilikan Bitcoin-nya, yang kini bernilai $1,42 miliar.
Menurut laporan pendapatan yang dirilis kemarin, nilai Bitcoin Tesla meningkat menjadi $1,2 miliar berkat kenaikan harga Bitcoin sebesar 30% selama kuartal ini. Kenaikan ini memberikan keuntungan tidak terealisasi sebesar $284 juta terhadap laba bersih Tesla, meskipun perusahaan mengalami penurunan pendapatan tahunan sebesar 12% menjadi $22,5 miliar. Laba per saham (EPS) tercatat $0,40, sedikit di bawah perkiraan analis sebesar $0,42, sementara pendapatan juga meleset dari target $22,7 miliar.
Strategi Tesla untuk menyimpan Bitcoin sebagai bagian dari strategi treasury-nya tampaknya didorong oleh keyakinan jangka panjang terhadap nilai aset digital ini, sebagaimana dicatat dalam tren terkait. Namun, perusahaan menghadapi tantangan signifikan, termasuk penurunan penjualan kendaraan sebesar 13,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, serta tekanan dari perubahan kebijakan pemerintah AS yang mengurangi pendapatan dari kredit regulasi emisi. Pendapatan dari kredit regulasi turun dari $890 juta pada Q2 2024 menjadi $439 juta pada Q2 2025, yang menunjukkan berkurangnya sumber pendapatan tambahan.
Elon Musk, CEO Tesla, mengakui bahwa perusahaan mungkin menghadapi beberapa kuartal yang sulit ke depan, meskipun ia optimistis bahwa ekonomi Tesla akan menjadi "sangat menarik" pada akhir 2026. Musk juga menyoroti fokus baru Tesla pada kecerdasan buatan (AI), robotika, dan layanan robotaxi, yang diyakini akan menjadi penggerak utama pertumbuhan di masa depan.