News
Trump Sebut Tahu Keberadaan Khomeini
June 18, 2025 | 11:17 WIB
Copied
ByBenny Hawe
Trump Sebut Tahu Keberadaan Khomeini
Presiden Donald Trump kembali memanaskan suasana geopolitik dengan cuitan provokatif di platform Truth, menyoroti ketegangan yang kian memuncak antara Amerika Serikat dan Iran. Dalam pernyataannya, Trump secara terang-terangan mengklaim bahwa AS mengetahui lokasi persis “Pemimpin Tertinggi” Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dan menyebutnya sebagai “target yang mudah” dalam skenario konflik. Cuitan ini menambah panas suasana di tengah kekhawatiran akan eskalasi militer di Timur Tengah.
 
Meski nada ancamannya kuat, Trump menegaskan bahwa AS tidak akan mengambil tindakan ekstrem terhadap Khamenei untuk saat ini. Namun, ia memperingatkan Iran dengan tegas agar tidak melancarkan serangan misil yang membahayakan warga sipil atau pasukan militer AS. “Kami tidak akan mengambil tindakan untuk membunuhnya (setidaknya untuk sekarang),” tulis Trump dalam cuitannya. “Tetapi kami tidak ingin misil ditembakkan ke warga sipil, atau tentara Amerika. Kesabaran kami semakin menipis. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!”
 
(sumber gambar : X.com/realdonaldtrump)
 
Pernyataan Trump ini muncul di tengah laporan intelijen AS yang menyebutkan bahwa Iran telah menyiapkan rudal dan peralatan militer untuk menyerang pangkalan-pangkalan AS di Timur Tengah jika AS bergabung dalam konflik Israel melawan Iran. Dengan lebih dari 40.000 pasukan AS yang dikerahkan di kawasan, termasuk di Uni Emirat Arab, Yordania, dan Arab Saudi, militer AS telah berada dalam status siaga tinggi. Cuitan Trump ini seolah menjadi sinyal bahwa AS tidak akan tinggal diam menghadapi ancaman Iran, sambil tetap berhati-hati untuk menghindari eskalasi langsung yang dapat memicu perang terbuka.
 
Cuitan ini juga mencerminkan gaya diplomasi Trump yang khas, yang sering kali menggunakan media sosial untuk menyampaikan pesan langsung dan keras kepada lawan politiknya. Namun, pernyataan ini menuai beragam reaksi. Di satu sisi, pendukung Trump memuji pendekatan tegasnya terhadap Iran, yang mereka anggap sebagai ancaman serius terhadap keamanan global. Di sisi lain, para kritikus memperingatkan bahwa retorika semacam ini dapat memperburuk ketegangan dan meningkatkan risiko kesalahan perhitungan yang berbahaya di kawasan yang sudah labil.
 
Sementara itu, Iran belum memberikan tanggapan resmi terhadap cuitan Trump, tetapi pejabat Iran sebelumnya telah menyatakan bahwa mereka akan menyerang pangkalan-pangkalan AS di Timur Tengah, terutama di Irak, jika AS terlibat dalam perang bersama Israel. Ancaman tambahan, seperti potensi penambangan Selat Hormuz oleh Iran, juga menjadi perhatian serius bagi AS, mengingat dampaknya terhadap jalur pelayaran minyak dan operasi militer di Teluk Persia.
 
Cuitan Trump ini menempatkan dunia dalam posisi menanti langkah selanjutnya dari kedua belah pihak. Dengan ketegangan yang terus meningkat, pertanyaan besar kini adalah apakah AS akan memilih jalur diplomasi atau mengambil tindakan militer yang lebih tegas, sebagaimana disinggung dalam peringatan Trump bahwa “kesabaran AS semakin menipis.” Situasi ini terus dipantau oleh komunitas internasional, yang khawatir akan dampak lebih luas dari konflik potensial di Timur Tengah.