asset coin leftasset coin right
📩 Stay Ahead in Crypto!🔥
Get expert insights & alerts straight to your inbox — join our newsletter now!
Dark Mode
ASTERUSDT1.152+0.008 ( +0.7% )
BTCUSDT87,935.1+567.02 ( +0.65% )
ETHUSDT2,944.3+41.88 ( +1.44% )
HYPEUSDT34.75+2.86 ( +8.97% )
MONUSDT0.04395+0.01199 ( +37.52% )
MONPROUSDT0.01147+0.00058 ( +5.33% )
PIPPINUSDT0.06399-0.0009 ( -1.36% )
SOLUSDT139.91+3.6 ( +2.64% )
XRPUSDT2.2054-0.0109 ( -0.49% )
Powered by
News

Vitalik Sebut Fitur X yang Ungkap Negara Pengguna Bisa Bahayakan Kreator

User
November 24, 2025 | 15:14 WIB
User
UpdatedBenny Hawe
November 24, 2025 | 15:14 WIB
Vitalik Sebut Fitur X yang Ungkap Negara Pengguna Bisa Bahayakan Kreator

Co-founder Ethereum Vitalik Buterin menyampaikan kritik terhadap fitur baru platform X yang secara otomatis menampilkan negara asal pemilik akun tanpa izin pengguna. Fitur tersebut diumumkan oleh Direktur Produk X, Nikita Bier, pada Sabtu lalu sebagai upaya meningkatkan integritas platform dan memudahkan verifikasi informasi.

Buterin awalnya melihat kemungkinan dampak positif dari fitur tersebut, seperti meningkatkan transparansi pandangan dari berbagai komunitas global. Namun setelah membaca respons komunitas, ia mengaku sepakat bahwa fitur ini berpotensi menimbulkan risiko signifikan. “Saya pikir para responden benar bahwa mengungkap negara pengguna tanpa persetujuan dan tanpa opsi untuk menonaktifkan adalah hal yang salah,” ujar Buterin. Ia menambahkan bahwa meskipun pengungkapan negara tetap menyisakan anonimitas dalam banyak kasus, beberapa pengguna memiliki risiko jauh lebih tinggi dan tidak seharusnya privasi mereka dilanggar secara sepihak.

Komunitas kripto dengan cepat merespons fitur tersebut, menyuarakan kekhawatiran bahwa pengungkapan negara bisa membuka peluang bagi pelaku kriminal untuk mengidentifikasi investor bernilai tinggi dan melakukan serangan fisik. Kekhawatiran ini khususnya kuat di kalangan pengguna kripto yang mengelola aset dalam jumlah besar.

Para eksekutif industri kripto juga menyatakan keberatannya. Pendiri Uniswap, Hayden Adams, menolak keras fitur tersebut dan menyebutnya “gila” apabila pengungkapan lokasi dilakukan secara wajib tanpa pilihan. Sementara itu, CTO Summer.fi Andrei David menyoroti bahwa masalah utama bukan pada penampilan negara itu sendiri, melainkan sifat fitur yang memaksa seluruh pengguna tampak secara publik tanpa pemberitahuan sebelumnya. Menurutnya, fitur yang sensitif terhadap privasi seharusnya dimulai dari pengaturan yang paling minim pengungkapan.

Kontroversi ini menambah panjang perdebatan antara kebutuhan transparansi dan perlindungan privasi di era media sosial modern, khususnya di komunitas kripto yang sangat bergantung pada keamanan digital.

Copiedbagikan