

.png)
.png)

Gubernur De Nederlandsche Bank (DNB) dan anggota dewan pengambil keputusan di European Central Bank (ECB), Olaf Sleijpen, memperingatkan bahwa lonjakan penggunaan stablecoin, terutama yang berbasis dolar AS dapat menyulut risiko stabilitas keuangan di kawasan euro dan memaksa ECB untuk mempertimbangkan ulang kebijakan suku bunga.
Sleijpen menyatakan bahwa jika stablecoin terus tumbuh pada laju yang sama seperti sekarang, sekitar lebih dari US$300 miliar dalam sirkulasi global, mereka “akan menjadi sistemik pada titik tertentu”. Dalam situasi seperti itu, redemptions besar-besaran atau “run” terhadap satu atau lebih stablecoin dapat memaksa penjualan besar aset cadangan, yang bisa memicu gejolak kredit, likuiditas, serta memengaruhi inflasi dan ekonomi Eropa.
Ia menyebut bahwa dalam kondisi tersebut, ECB “mungkin harus memikirkan ulang kebijakan moneternya,” meskipun belum bisa memastikan apakah itu berarti penurunan atau kenaikan suku bunga. Sleijpen juga menekankan bahwa alat stabilitas keuangan akan tetap menjadi langkah pertama, namun pengaruh stablecoin terhadap pasar keuangan menuntut kewaspadaan lebih dari regulator.
Peringatan ini menegaskan pandangan ECB dan lembaga pengawas Eropa lainnya bahwa stablecoin bukan sekadar aset digital kecil, melainkan bisa menjadi komponen yang memengaruhi transmisi kebijakan moneter dan kedaulatan uang. Sebelumnya, laporan ECB mengingatkan bahwa stablecoin yang tumbuh pesat dan semakin terhubung dengan sistem keuangan tradisional bisa membawa risiko kontaminasi ke pasar reguler jika terjadi krisis likuiditas.