Setelah sekian lama berada di bawah bayang-bayang Bitcoin, Ethereum kini bangkit dan menjadi pusat perhatian investor. Salah satu buktinya adalah lonjakan dana sebesar $4 miliar yang mengalir ke iShares Ethereum Trust ETF milik BlackRock, menjadikannya ETF dengan arus masuk kelima terbesar di seluruh AS bulan ini.
ETF ini hanya diluncurkan setahun lalu, namun kini bersaing dengan lebih dari 4.000 produk serupa. Kenaikan harga Ethereum sebesar 50%, sentimen positif dari regulasi stablecoin terbaru, dan keyakinan pasar terhadap masa depan tokenisasi menjadi pendorong utama lonjakan ini, meskipun bukan berasal dari adopsi masif jaringan Ethereum itu sendiri.
“Momentum dan euforia pasar yang kita lihat saat ini sangat kuat,” ujar Brian Stutland, manajer portofolio di Equity Armor Investments. Ia menilai fitur staking di Ethereum membuatnya semakin menarik, karena memberikan yield layaknya dana pasar uang.
Selain ETF milik BlackRock (kode ticker ETHA) senilai $11,3 miliar, produk-produk dari Fidelity dan manajer aset lainnya juga mencatat arus masuk lebih dari $1 miliar. Bahkan, bursa Cboe BZX telah mengajukan proposal untuk mempercepat proses peluncuran ETF kripto lainnya, membuka peluang lebih banyak produk serupa hadir di pasar.
Di sisi korporasi, strategi menempatkan Ethereum di neraca perusahaan mulai menyaingi pendekatan Bitcoin treasury milik Michael Saylor. BitMine Immersion Technologies misalnya, mengumumkan private placement senilai $250 juta untuk mendanai treasury Ethereum mereka, dan menunjuk Tom Lee dari Fundstrat sebagai ketua dewan.
Menurut laporan Bernstein, dalam bulan Juli saja, perusahaan-perusahaan membeli sekitar 876.000 Ethereum mendekati 1% dari total suplai yang beredar.
Analis Bernstein menyebut pertumbuhan stablecoin dan potensi tokenisasi sebagai alasan utama meningkatnya daya tarik Ethereum. “Ekonomi digital berbasis dolar dan aset yang ditokenisasi akan mendorong pertumbuhan transaksi dan pengguna di jaringan Ethereum,” tulis mereka.