asset coin leftasset coin right
📩 Stay Ahead in Crypto!🔥
Get expert insights & alerts straight to your inbox — join our newsletter now!
Dark Mode
ASTERUSDT1.222+0.026 ( +2.17% )
BTCUSDT109,148.0+2167.43 ( +2.03% )
ETHUSDT3,987.34+96.23 ( +2.47% )
HYPEUSDT38.11+1.95 ( +5.39% )
PENGUUSDT0.022493+0.001119 ( +5.24% )
SOLUSDT189.02+2.96 ( +1.59% )
SPONUSDT0.054013+0.007702 ( +16.63% )
XPLUSDT0.4238+0.0105 ( +2.54% )
XRPUSDT2.401+0.0321 ( +1.36% )
Powered by
News

Jerome Powell Isyaratkan Pangkas Suku Bunga Lagi Oktober Ini

User
October 18, 2025 | 16:00 WIB
User
UpdatedBenny Hawe
October 18, 2025 | 16:00 WIB
Jerome Powell Isyaratkan Pangkas Suku Bunga Lagi Oktober Ini

Ketua Federal Reserve Jerome Powell diperkirakan akan kembali menurunkan suku bunga acuan pada akhir Oktober 2025, di tengah pelemahan pasar tenaga kerja AS yang kini dinilai lebih berisiko dibandingkan tekanan inflasi. Namun, para pengamat menilai arah kebijakan moneter untuk tahun depan masih jauh dari pasti.

Menurut laporan Bloomberg, Powell menegaskan bahwa ada bahaya bila The Fed menunda langkah untuk melindungi lapangan kerja. “Kita berada pada titik di mana penurunan lebih lanjut dalam lowongan pekerjaan bisa segera tercermin pada peningkatan pengangguran,” kata Powell dalam konferensi ekonomi pada 14 Oktober lalu. Pernyataannya semakin memperkuat ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada 29 Oktober, yang kemudian kemungkinan akan disusul dengan satu kali lagi pemangkasan di Desember.

Namun setelah itu, peta kebijakan moneter menjadi semakin kabur. Sejumlah pejabat The Fed mulai memperingatkan agar tidak terlalu agresif memangkas suku bunga di tengah risiko inflasi yang masih membayangi. Delapan dari 19 pejabat bank sentral bahkan memproyeksikan tidak ada lagi pemangkasan suku bunga pada 2026, dengan alasan tekanan harga yang bisa meningkat akibat tarif baru dalam perang dagang AS–China.

“Sudah 54 bulan sejak inflasi berada di bawah target,” ujar Tim Mahedy, mantan penasihat senior di Federal Reserve San Francisco. “Risiko terhadap pasar tenaga kerja memang ada, tapi risiko inflasi juga meningkat, terutama jika ekonomi masih tumbuh kuat.”

Beberapa pejabat The Fed seperti Christopher Waller dan Michelle Bowman menjadi pendukung utama pemangkasan suku bunga karena kekhawatiran atas pelemahan sektor pekerjaan. Namun, suara baru di dalam dewan, Stephen Miran — yang baru saja diangkat oleh Presiden Donald Trump — mendorong agar pemangkasan dilakukan lebih cepat dengan seri penurunan setengah poin, meski pandangan ini masih minoritas.

Mantan Presiden Fed St. Louis James Bullard juga menilai pemangkasan bulan ini hampir pasti terjadi, namun keputusan di Desember mungkin “terancam” jika inflasi tetap tinggi dan pertumbuhan ekonomi masih solid.

Ketidakpastian juga meningkat karena masa jabatan Powell sebagai ketua The Fed akan berakhir pada Mei 2026. Trump telah menyatakan niat untuk menunjuk pengganti yang lebih pro terhadap kebijakan bunga rendah, meski dua pejabat regional yang akan memiliki hak suara tahun depan — Beth Hammack dari Cleveland dan Lorie Logan dari Dallas — termasuk kubu yang berhati-hati dalam mendorong pelonggaran moneter lebih lanjut.

Kondisi ekonomi AS yang kontradiktif — dengan konsumsi dan pertumbuhan masih kuat namun perekrutan melambat — semakin mempersulit arah kebijakan moneter ke depan. Menurut Stephanie Roth, kepala ekonom di Wolfe Research LLC, The Fed kemungkinan akan bertindak lebih konservatif daripada yang diantisipasi pasar.

“Kemungkinan besar The Fed akan memangkas lebih sedikit dari yang diharapkan, dan hal itu bisa terlihat awal tahun depan ketika ekonomi masih berjalan panas,” ujar Roth.

Copiedbagikan